Oleh: Tarmidzi Yusuf (Pegiat Dakwah dan Sosial)
Presiden tiga periode dan Pilpres 2024 diundur tahun 2027 kembali berhembus melalui pekerja survei komersial (PSK) Ahad kemarin (9/1). Seorang menteri mengklaim. Kalangan pengusaha inginnya Pilpres diundur tahun 2027. Alasannya dunia usaha masih terpuruk akibat dilanda badai Covid-19.
Isu perpanjangan masa jabatan presiden atau presiden tiga periode kembali mewarnai perbincangan dan perdebatan publik.
Semudah itukah keinginan segelintir elit penguasa dan pengusaha mewujudkan wacana presiden tiga periode atau perpanjangan masa jabatan presiden hingga 2027?
MPR bisa saja memuluskan keinginan penguasa dan pengusaha memperpanjang masa jabatan presiden atau presiden tiga periode. Pintu masuknya sudah terbentang lebar. Amandemen Pokok-pokok Haluan Negara (PPHN). Rencananya tahun ini 2022.
Dengan jumlah kursi mayoritas, baik di DPR maupun MPR. Diprediksi ada dua agenda besar yang bakal dimainkan partai koalisi penguasa, yaitu:
Pertama, Amandemen UUD 1945 terbatas tentang Pokok-Pokok Haluan Negara (PPHN) dan atau amandemen menyentuh hal yang sangat sensitif, yaitu soal masa jabatan presiden.
Bila isu presiden tiga periode atau perpanjangan masa jabatan presiden menjadi bagian dari deal-deal politik dibalik amandemen UUD 1945. Dapat dipastikan amandemen Pasal 7 UUD 1945 atau Ketetapan MPR (TAP MPR) tentang perpanjangan masa jabatan presiden dengan alasan Covid-19 atau alasan darurat lainnya akan berjalan mulus.
Hanya butuh 3 kursi lagi dari 474 kursi MPR agar persyaratan amandemen UUD 1945 terpenuhi. Syarat 3 kursi sangat mudah diperoleh oleh koalisi penguasa dari anggota DPD yang berjumlah 136 orang. Apalagi banyak anggota DPD masih terafiliasi dengan partai politik. Koalisi minus Demokrat dan PKS.
Partai koalisi dapat apa dibalik presiden tiga periode atau perpanjangan masa jabatan presiden? Dukungan gratis. Tidak mungkin. Ada deal-deal politik. Pastinya deal politik dagang sapi bukan deal politik untuk rakyat.
Mungkinkah jebakan batman bagi rezim yang berkuasa? Menggulirkan isu presiden tiga periode atau perpanjangan masa jabatan presiden sama halnya bunuh diri politik. Senjata makan tuan. Rakyat melawan. Gelombang perlawanan membesar dan meluas. Tidak menutup kemungkinan akan terjadi chaos. Rakyat akan ramai-ramai turun ke jalan. Mengepung gedung MPR dan Istana Presiden. Peristiwa 1998 bakal terulang kembali. Atau memang ada skenario chaos sebagai dalih keadaan darurat untuk memperpanjang kekuasaan?
Kedua, Sandiwara Pilpres. Produsernya mafia taipan cukong. Adanya deal-deal politik. Bagi-bagi kue kekuasaan dan deal-deal pengusungan Calon Presiden 2027. Tidak saling jegal jago masing-masing. Pemenangnya sesuai skenario kelompok kiri radikal. Menang-menang. Siapapun calonnya.
Apakah rakyat akan diam atau bangkit bergerak jika MPR ‘mengamini’ keinginan penguasa dan pengusaha? Memperpanjang masa jabatan presiden atau presiden tiga periode.
Akankah kerusuhan di Kazakhstan yang berdarah-darah akan terjadi di Indonesia? Kerusuhan Kazakhstan dipicu oleh kenaikan harga bahan bakar. Sementara kerusuhan di Indonesia selain dipicu oleh perpanjangan masa jabatan presiden atau presiden tiga periode juga dipicu oleh meroketnya harga-harga bahan pokok, gas elpiji dan listrik.
Kazakhstan dibantu oleh Aliansi Rusia untuk mengendalikan massa. Akankah bila kondisi di Indonesia makin memburuk, tentara China terjun membantu mengendalikan protes rakyat? Pertumpahan darah tak terelakkan.
Jangan lupa. Allah Ta’ala punya skenario terbaik. Bila takdir Allah menghendaki lain, cukup Allah Ta’ala mengatakan “Kun Fayakun”,”Jadilah!” Lalu jadilah ia”.
بَدِيعُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۖ وَإِذَا قَضَىٰٓ أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُۥ كُن فَيَكُونُ
“Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya: “Jadilah!” Lalu jadilah ia”._l* (QS. al-Baqarah: 117)
يُرِيدُونَ أَنْ يُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَيَأْبَى اللَّهُ إِلَّا أَنْ يُتِمَّ نُورَهُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ [التوبة
Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan- ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahayaNya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai. (QS. at-Taubah: 32)
Bandung, 7 Jumadil Akhir 1443/10 Januari 2022