Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak mau mengoreksi jajarannya atas sikapnya yang diam terhadap menteri berbisnis PCR di saat pandemi Covid-19.
“Diamnya Jokowi adalah cermin kualitas diri bahwa ia tak mau mengoreksi dan menindak jajarannya,” kata Guru Besar Universitas Indonesia (UI) Prof Thamrin Amal Tomagola di akun Twitter-nya @tamrintomagola, Kamis (18/11/2021).
Thamrin menilai Jokowi bukan seorang yang bijak dengan membiarkan menteri berbisnis PCR.
“Diamnya Jokowi dalam skandal PCR bukan wujud bijaknya seorang pemimpin,” ungkap Thamrin.
Ia mengatakan, bisnis PCR adalah bisnis tanpa-hati dan bermuka badak. bisnis PCR ini dioperasikan oleh perusahan yang terburu-buru didirikan oleh pejabat negara dengan mengubah akta pendirian.
“Awalnya layanan PCR ini ditawarkan dengan harga tunggu: 2-3 jutaan rupiah. Kemudian diturunkan Presiden Jokowi menjadi 300an ribu rupiah. Walau harga sudah diturunkan tapi cakupan diperluas, meliputi juga transportasi selain penerbangan,” jelasnya.
Kata Thamrin, bisnis PCR merupakan kejahatan kemanusiaan karena dijalankan saat angka kematian Pandemi Covid-19 Varian Delta sedang memuncak di Juni-Juli-Agustus 2021.