Pentolan Dewa 19 Ahmad Dhani mengkritik keras Pangkostrad Letjen TNI Dudung Abdurachman yang belum lama ini bicara tentang semua agama sama. Pernyataan Dudung dianggap tak sesuai tugas pokok dan fungsinya sebagai komandan tertinggi Kostrad.
Kritik dilontarkan Dhani saat berbincang-bincang dengan sejumlah sahabat di rumahnya, yang diunggah di akun Youtube Video Legend. Obrolan santai bersama drummer kawakan Jelly Tobing dan Deddy Corbuzier itu membahas banyak hal, termasuk bagaimana seseorang mestinya berbicara tentang agama. Dhani menyinggung pernyataan kontroversial Dudung belum lama ini, bahwa semua agama sama di mata Tuhan.
“Kayak misalnya kemarin itu, Mayor Jenderal (Letjen) Dudung bicara soal agama sama saja. Itu nggak ngerti, itu kan bukan tupoksi dia. Kita nggak bicara benar salah tapi itu tupoksinya itu lho. Tupoksi dia kan bukan ngurus agama,” kata Dhani dikutip Minggu (3/10/2021).
Musikus yang besar di Surabaya itu menegaskan, agama merupakan ranah privat seseorang. Menjadi berbeda misalnya hal tersebut dibicarakan dalam konteks kajian.
Menurut Dhani, ucapan Dudung tentang ‘semua agama sama’ tidak pada momentum mengenai kajian agama. Hal sama juga terjadi pada Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok beberapa waktu lalu yang dianggapnya juga bukan pada forum kajian.
Untuk itu, Dhani menyebut tindakan Dudung itu semacam penyimpangan kewenangan. “Menurut saya ada abuse of power di situ. Karena dia panglima (Pangkostrad) lho, dia komandan lho. Dia bicara seperti itu maksudnya apa? Kalau aku ya, entah sedikit atau banyak ada abuse of power karena itu bukan tupoksi dia,” ucap suami Mulan Jameela ini.
Dhani kembali menegaskan, penilaiannya ini semata-mata bukan membahas benar atau salah pernyataan Dudung, tapi ucapan itu dianggap tak sesuai tugasnya sebagai pangkostrad.
Belum ada pernyataan resmi Dudung terkait video tersebut. Namun mantan Pangdam Jaya itu sebelumnya telah meluruskan mengenai pernyataan yang menuai reaksi luas masyarakat itu. Dia menegaskan, pernyataan untuk internal prajurit itu agar mereka mengedepankan toleransi beragama.
Wakil Ketua MPR dari PDIP Ahmad Basarah berpandangan, pernyataan Pangkostrad tentang semua agama benar di mata Tuhan harus dilihat bukan dalam rangka menyamakan akidah masing-masing agama yang berbeda-beda. Namun sebagai bentuk toleransi kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai prinsip sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam Pancasila.
Basarah menjelaskan, sama halnya ketika sesama bangsa Indonesia memiliki tradisi budaya saling memberikan ucapan selamat pada perayaan hari-hari besar umat beragama.
“Sebagai suatu contoh, pada saat saya, Ahmad Basarah, sebagai seorang beragama Islam memberikan ucapan selamat kepada saudara-saudara sebangsa yang merayakan Hari Raya Natal, Waisyak, Galungan dan lain-lain,” tuturnya.
(Sindonews)