Ada gejala Neo-PKI atas tersebarnya spanduk mengatasnamakan warga menolak menonton film G30S/PKI di Sawah Besar, Jakarta Pusat.
“Ada spanduk atas nama warga Sawah Besar menolak menonton film G30S/PKI merupakan gejala Neo-PKI,” kata aktivis Malapetaka Lemabelas Januari (Malari) 74 Salim Hutadjulu kepada www.suaranasional.com, Kamis (30/9/2021).
Menurut tahanan politik era Soeharto, Film G30S/PKI merupakan bagian pendidikan terhadap masyarakat terkait ancaman komunis di Indonesia. “Spanduk penolakan itu tidak bisa dianggap remeh,” jelas Salim.
Kata Salim, Neo-PKI sudah menunjukkan taringnya atas beredarnya spanduk penolakan menonton bersama Film G30S/PKI. “Sebelum peristiwa G30S/PKI, pendukung PKI melakukan agitasi dan propaganda dengan media massa maupun spanduk,” ungkap pria yang juga ikut bergabung dalam Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia (KAPI) dalam peristiwa 65.
Selain itu, ia meminta rakyat mewaspadai Neo-PKI agar peristiwa G30S/PKI tidak terulang lagi. “Rakyat Indonesia harus tetap waspadai gejala kebangkitan Neo-PKI,” jelasnya.
Sejumlah spanduk bertuliskan penolakan menonton film G30S/PKI terlihat di sejumlah wilayah di Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat pada Selasa (28/9/2021) malam kemarin hingga Rabu (29/9/2021), pagi.
Adapun pesan yang tertulis di spanduk-spanduk tersebut yakni ‘Warga Kel Karanganyar Tolak Nobar Film G30S/PKI, ‘Tolak Nobar Film G30S/PKI Warga Mangga Dua Selt, ‘Tolak Nobar Film G30S/PKI Warga PS.BARU’.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasatpol PP) Kecamatan Sawah Besar, Darwis Silitonga, mengatakan, pihaknya menemukan spanduk tersebut saat melakukan operasi tertib masker rutin pada Selasa malam.
“Kemarin itu tidak ada, nah pas tadi malam (Selasa) patroli prokes pada lapor (ada spanduk),” kata Darwis saat dihubungi lewat sambungan telepon pada Rabu (29/9/2021) sore.