Demo meminta interpelasi Anies Baswedan terkait Formula E dan berakhir ricuh di depan depan kompleks Balai Kota DKI Jakarta, Senin (6/9) diduga didalangi Komunis Gaya Baru (KGB).
“Pola demo interpelasi Anies yang ricuh dengan membenturkan aparat diduga didalangi KGB. Pola-pola KGB itu nantinya mengaku korban padahal demonya anarkis,” kata aktivis Jakarta Jay Abdullah kepada www.suaranasional.com, Selasa (7/9/2021).
Menurut Jay, dugaan KGB sebagai dalang demo yang meminta Anies diinterpelasi dilihat dari doktrinisasi terhadap massa demonstran. “Berdasarkan informasi yang saya dapatkan para peserta demo didoktrin untuk membenci dan melawan Anies, kalau perlu dibenturkan aparat,” ungkapnya.
Kata Jay, pola perekrutan demo juga dipilih dari kalangan pendukung Ahok yang militan. “Ada juga direkrut dari masyarakat biasa dan dibayar agar kelihatan massanya banyak,” jelasnya.
Menurut Jay, bulan September diduga sebagai unjuk gigi KGB dan mendapatkan momentum kasus Formula E. “Masyarakat perlu diingatkan peristiwa G30S/PKI dan KGB,” ungkap Jay.
Unjuk rasa yang dilakukan puluhan orang dari massa yang tergabung dalam Forum Masyarakat untuk Keadilan (Formula) berakhir ricuh. Demo interpelasi Gubernur DKI Anies Baswedan terkait Formula E itu digelar di depan kompleks Balai Kota DKI Jakarta, Senin (6/9).
Awal kericuhan dimulai saat aparat kepolisian mulai membubarkan kerumunan massa aksi. Polisi meminta agar massa segera membubarkan diri karena alasan pandemi Covid-19.
Tak terima, cekcok antara massa dan aparat tak terhindarkan. Massa kemudian terlibat aksi saling dorong dengan aparat.