Panitia lomba yang memberikan tambahan poin bagi mural dihapus aparat merupakan tamparan buat penguasa.
“Gejayan Memanggil sangat kreatif dan kritis ketika mengadakan lomba mural dengan adanya tambahan poin karya mural yang dihapus,” kata aktivis Malari 74 Salim Hutadjulu kepada www.suaranasional.com, Kamis (26/8/2021).
Menurut Salim, Rezim Jokowi takut dengan mural yang temanya mengkritik penguasa. “Padahal mural merupakan karya seni yang bisa dinikmati semua pihak,” paparnya.
Salim mengatakan, lomba mural yang diadakan Gejayan Memanggil akan diikuti daerah lain. “Daerah lain akan mengikuti. Dari Yogyakarta perlawanan penguasa melalui mural menyebar ke daerah lain,” jelas Salim.
Kata Salim, Gejayan Memanggil mengadakan lomba mural dengan tambahan poin ingin mendahui pihak Istana yang kabarnya akan mengadakan kompetisi mural. “Istana ingin membangun opini tidak melarang mural,” paparnya.
Gejayan Memanggil menggelar lomba mural, karya mural peserta yang dihapus aparat akan mendapat poin tambahan.
Gejayan Memanggil dengan mengundang seluruh seniman jalanan ikut dalam ‘Lomba Mural Dibungkam’. Pengumuman dibukanya lomba ini diunggah oleh akun Instagram @gejayanmemanggil, Senin (23/8) dan berlangsung hingga sepekan ke depan. Di profil akun tersebut, Gejayan Memanggil menuliskan Aliansi Rakyat Bergerak-Political Organization.
Humas Gejayan Memanggil yang namanya minta disamarkan sebagai Mimin Muralis mengatakan menggambar adalah kebudayaan setiap anak. Lewat coretan di tembok, merupakan salah satu cara untuk mengekspresikan kritik ke pemerintah. Hanya saat ini kritik itu dibungkam dengan cara menghapus mural tersebut.
Peserta nantinya juga harus melapor ke akun Gejayan Memanggil ketika karyanya dihapus. Karya yang berhasil dihapus oleh aparat menjadi nilai lebih bagi penilaian juri.
“Sebab penghapusan mural oleh aparat menjadi nilai lebih bagi penilaian juri untuk setiap karya yang akan ditetapkan sebagai pemenang. Nah dengan adanya penghapusan mural tersebut bagi kami itu nilai penting karena mungkin muatannya sangat bermakna untuk rakyat hingga perlu disensor oleh negara,” urainya.