Oleh: Tardjono Abu Muas (Pemerhati Masalah Sosial)
Angka 76 bagi bangsa kita ini bukan sekadar tulisan angka seperti yang menjadi merk dagang sebuah perusahaan yang berurusan dengan tembakau, tapi angka ini merupakan klaim dari bangsa ini atas kemerdekaannya sejak 76 tahun silam sebagai sebuah bangsa yang merdeka.
Perjalanan mengisi dan mempertahankan kemerdekaan selama tidak kurang dari 76 tahun ini, tentu tak lepas dari perjuangan dan pengorbanan seluruh elemen anak bangsa ini terutama pengorbanan dan perjuangan dalam proses meraih kemerdekaan yang telah diperjuangkan dengan tetes darah dari para pendahulu kita pahlawan anak bangsa ini.
Jika meminjam narasi kata-kata dari Si Gadis Cantik Berhijab dan Smart, Sherly Annavita Rahmi, S.Sos.,M.PI.Ph. dalam channel youtubenya berjudul: “Beda Antara Cinta Negara dan Mengritisi Pemerintah”, maka Sherly memberikan pemisalan atau pengibaratan beda antara negara dan pemerintah.
Dalam tayangan videonya sebelum menyampaikan “pengibaratannya”, Sherly meluruskan pemahaman yang keliru selama ini soal beda antara negara dan pemerintah. Sherly menegaskan, di antara kita selama ini gagal memahami bahwa seolah kalau kita mengritisi kebijakan-kebijakan pemerintah, maka lantas kita dianggap atau dicap tidak cinta kepada negara, tegasnya.
Padahal menurut Sherly, itu cara pandang yang keliru, karena negara dan pemerintah itu berbeda. Pemerintah itu pengelolanya dan negara adalah yang dikelolanya. Lebih lanjut, Sherly memberikan pengibaratan, kalau negara itu kita ibaratkan pesawat terbang, maka pemerintah adalah pilot dan segenap kru dari pesawat terbang itu.
Berangkat dari “pengibaratan” tersebut di atas, maka negara kita yang berisi tidak kurang dari 270 juta jiwa “bak pesawat terbang” yang siap diterbangkan oleh pemerintah selaku pilotnya dengan segenap krunya. Presiden beserta jajaran eksekutif, legislatif dan yufikatifnya bak pilot dan kru pesawat terbang tersebut yang siap menerbangkan pesawat untuk meninggalkan landasan.
Pertanyaannya, kini negara kita yang kita ibaratkan dengan pesawat terbang dan diklaim telah merdeka selama 76 tahun, sudahkah pilot dan krunya dapat menerbangkan pesawat terbang tersebut “tinggal landas” atau malah membiarkan pesawat “tinggal di landasan?”
Dalam suasana peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia Ke-76 ini, layaklah dengan jujur menjawab pertanyaan tersebut di atas khususnya oleh pilot dan krunya dalam hal ini presiden dan jajarannya, benarkah pesawat yang diberi nama pesawat Indonesia ini sudah tinggal landas?