Presiden Joko Widodo (Jokowi) ambigu atas pernyataannya dalam pidato kenegaraan di MPR yang mengucapkan terima kasih kepada masyarakat atas kritikan selama ini. Sikap Ambigu Jokowi terlihat adanya pelarangan mural yang mengkritik bahkan menyindir orang nomor satu di Indonesia itu.
“Jokowi ambigu minta dikritik faktanya seperti anti kritik suka beri pernyataan dan janji namun mengingkarinya,” kata Mujahid 212 Damai Hari Lubis kepada www.suaranasional.com, Senen (16/8/2021).
Kata Damai, Jokowi membiarkan saja aparat kepolisian yang memburu pembuat mural yang mengkritik mantan Wali Kota Solo itu. “Yang terbaru karya seni bernuansa kritik model mural malah dicari-cari polisi. Padahal Jokowi selaku presiden bisa melarang polisi mengejar pembuat mural terhadap wajah dirinya,” ungkapnya.
Sikap ambigu Jokowi, kata Damai terlihat mantan Gubernur DKI Jakarta itu yang berjanji memperkuat KPK tapi faktanya memperlemah lembaga antirasuah.
“Jokowi berjanji akan memperkuat KPK dan akan mendorong menghukum berat koruptor nyatanya sebaliknya. Malah ada eks napi koruptor jadi pejabat. Jadi di mata masyarakat Jokowi selalu ingkar tehadap janji janjinya atau bohong,” papar Damai.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang telah mengkritik.
“Saya juga menyadari, begitu banyak kritikan kepada pemerintah, terutama terhadap hal-hal yang belum bisa kita selesaikan. Kritik yang membangun itu sangat penting, dan selalu kita jawab dengan pemenuhan tanggung jawab, sebagaimana yang diharapkan rakyat. Terima kasih untuk seluruh anak bangsa yang telah menjadi bagian dari warga negara yang aktif, dan terus ikut membangun budaya demokrasi,” begitu kata Jokowi dalam Pidato Kenegaraan di hadapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) memperingati HUT RI Ke-76, Senin (16/8/2021).