Tarmidzi Yusuf
Pegiat Dakwah dan Sosial
Akidi dan Mukidi namanya agak mirip. Kebetulan atau sindiran. Berakhiran sama, kidi. Dari Bani Kidi kali. Sama-sama ngaku punya uang triliunan. Kesamaan lainnya, uang triliunan ngeprank alias zonk bin ahok.
Akidi punya dua triliun rupiah. Mukidi lebih banyak, sebelas ribu triliun. Fantastis nilainya. Semua orang terpukau. Apalagi bani cebong pemakan bipang.
Akidi Tio nama lengkapnya. Mau bantu Rp 2 triliun untuk penanganan Covid-19. Diliput semua media. Aksi keluarga Akidi membuat terpukau jutaan orang. Menyumbang dikala sulit. Jarang ditemukan aksi semacam ini.
Sumbangan keluarga Akidi menuai banyak pujian. Viral dan gempar. Penulis sekelas Dahlan Iskan pun bisa tertipu. Dikiranya benar. Tahunya, hoax.
Penampilan super meyakinkan. Penyerahan sumbangan dari keluarga Akidi kepada Kapolda Sumatera Selatan disaksikan oleh Prof. Dr. Hardi Darmawan. Dokter langganan ayah _rahimahullah_ di Palembang. Pasiennya banyak. Antrinya luar biasa panjang. Saya sering ngantar ayah kontrol ke dokter Hardi. Dulu sekitar tahun 1980-an. Tempat praktiknya tak jauh dari Palembang Indah Mall.
Agak aneh memang. Banyak yang bertanya-tanya. Koq bantuannya melalui Polda. Kenapa tidak melalui Pemerintah Pusat. Pasti ada sesuatu. Ternyata benar. Prank.
Ingat Ustadz Adi Hidayat. Dibully bani berudu gara-gara sukses penggalangan dana untuk Palestina. Terkumpul kurang lebih Rp 30 miliar. Tak seberapa jika dibandingkan dengan sumbangan keluarga Akidi. Bedanya, UAH uangnya nyata. Keluarga Akidi uangnya zonk.
Tanpa gembar-gembor dan diliput media mainstream. PP Muhammadiyah telah menggelontorkan fulus untuk penanganan Covid-19 lebih dari Rp 1 triliun. Kalah nilai dari sumbangan ngeprank keluarga Akidi. PP Muhammadiyah fakta. Tidak kaleng-kaleng.
Lain lagi dengan cerita Mukidi Oey. Orang menyebutnya raja bohong. Karena terlalu sering berbohong.
Mukidi juga diberikan gelar kehormatan. Raja pembual. Banyak berjanji. Bak lagu tempo dulu, Mukidi tak pernah tepati janji.
Mukidi memang hebat. Buktinya, banyak bani berudu terperdaya. Satu kantong saja berisi uang Rp 11.000 triliun percaya. Belum ditambah dari kantong yang lain.
Keluarga Akidi dijemput polisi karena ngeprank. Berharap Mukidi senasib dengan keluarga Akidi. Digelandang ke kantor polisi karena ngeprank uang Rp 11 ribu triliun.
Bandung, 24 Dzulhijjah 1442/3 Agustus 2021