Eks Petinggi Kopassus: Di Atas Penderitaan Rakyat, Pemerintah Lakukan Bisnis Manfaatkan Covid-19

Tak Berkategori

Eks Petinggi Kopassus: Di Atas Penderitaan Rakyat, Pemerintah Melakukan Bisnis Memanfaatkan Covid-19

Pemerintah tidak bertanggungjawab terhadap rakyat yang terkena Covid-19 padahal mendapat anggaran negara sekitar Rp600 triliun.

“Rumah sakit pada berebut mencari masyarakat yang terpapar Covid-19, tapi yang terjadi seperti apa? Pemerintah seakan-akan melepas tanggungjawab,” kata mantan petinggi Kopassus Mayjen TNI (Purn) Tatang Zaenudin melalui pesan suara berdurasi 6.23 yang tersebar di kalangan wartawan (5/7/2021).

Mantan Deputi Basarnas RI ini menduga para pejabat pemerintahan yang berkuasa tidak mau bertanggungjawab terhadap rakyat Indonesia. Bahkan Tatang merinci adanya jumlah besar penanganan pandemi covid-19 lebih dari Rp600 an Triliun raib.

“Semua fasilitas sudah dianggarkan oleh negara. Itu angka yang sangat besar, tetapi sampai dengan detik ini, pemerintah tak mau bertanggungjawab atas apa yang dilakukannya terhadap rakyat Indonesia,” ujar Tatang.

Tatang menuding, pemerintah telah melakukan kebobrokannya sendiri dan mempertontonkan keburukannya di tengah masyarakat Indonesia. Kata dia, virus corona telah diperlombakan mencari keuntungan pribadi dan golongannya.

“Mereka berlomba-lomba untuk mencari keuntungan dan berbisnis dari penderitaan rakyat. Anggaran lebih dari Rp600 triliun itu bukan angka kecil,” ungkap Tatang.

Ia mengkritisi pemerintah sebagai bentuk realita dilapangan dan banyaknya aduan serta maraknya pemberlakukan pemerintah yang menyimpang dari amanah UUD’45.
Sebagai orang yang memiliki disiplin militer tinggi dan penuh wawasan ini, Tatang juga menyampaikan soal huhungan PCR dan Swab Antigen dengan kesembuhan pasien yang terpapar covid. Dia mengatakan apakah Covid-19 itu ada?

Menurutnya hanya sekian persen orang
yang menyatakan Covid-19 itu ada. “Ya mungkin Covid-19 ada, karena buktinya sudah ratusan bahkan ribuan orang yang mati, karena itu dicovidkan,“ ungkapnya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News