Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan sinyal tidak mau dikritik atas pernyataannya mengingatkan budaya santun dalam mengkritik pemerintah.
Demikian dikatakan pengamat politik Muslim Arbi dalam pernyataannya kepada www.suaranasional.com, Selasa (29/9/2021). “Pernyataan Jokowi itu bisa ditafsirkan bagi para pembantu dan buzzerRp untuk menyerang para pengkritik penguasa,” ungkapnya.
Kata Muslim, Jokowi sebagai politisi Jawa mempunyai karakter bahwa presiden itu sebagai seorang raja yang tidak boleh dikritik. “Makanya Jokowi menghidupkan pasal penghinaan presiden,” jelas Muslim.
Muslim mengatakan, pasca pernyataan Jokowi yang meminta kritik dengan sopan akan diikuti dengan makin represifnya penguasa kepada para aktivis. “Gaya politik Orde Baru diulangi lagi di era Jokowi,” ungkapnya.
Presiden Jokowi mengaku tidak keberatan atas kritik yang disampaikan mahasiswa BEM UI berkaitan dengan poster yang bertulisan ‘the king of lip service’. Meski demikian, Jokowi tetap mengingatkan terkait budaya tata krama dan kesopansantunan dalam memberikan kritik.
“Ini negara demokrasi, jadi kritik itu boleh-boleh saja dan universitas tidak perlu menghalangi mahasiswa untuk berekspresi. Tapi juga ingat, kita ini memiliki budaya tata krama, memiliki budaya kesopansantunan,” kata Jokowi seperti disiarkan Biro Setpres, Selasa (29/6/2021)