Sekelompok massa yang mengatasnamakan Gerakan Rakyat Untuk Keadilan Indonesia (Gerak Indonesia) menggelar aksi unjuk rasa di gedung Komnas HAM, Jakarta, Rabu (9/6/2021). Mereka meminta Komnas HAM tidak memeriksa Ketua KPK Firli Bahuri.
Beberapa pengunjuk rasa tidak tahu isi materi yang ingin disampaikan dan mengaku mendapat bayaran. “Saya ikut saja karena dijanjikan bayaran,” kata pria yang meminta tidak mau disebutkan namanya kepada suaranasional.com.
Ia mengaku mendapat bayaran Rp100 ribu untuk berdemonstrasi di Komnas HAM. “Lumayan buat kebutuhan sehar-hari bang. Tidak dikasih makan, cuma dikasih minum,” paparnya.
Pria yang mengaku dari Tanjung Priok, Jakarta Utara ini terbiasa menerima orderan untuk berdemonstrasi. “Kalau yang ngajak demo bayarannya cocok, saya sih ikut saja,” jelasnya.
Pendapat senada juga diutarakan, demonstran lainnya. Pria yang mengaku berumur 20 tahun datang ke Komnas HAM hanya ikut-ikutan saja. “Yang penting bayaran saja bang,” ungkapnya.
Pemimpin demonstran dalam orasinya mendesak Komnas HAM tidak mudah terpengaruh mengenai opini 75 pegawai KPK yang tidak lolos tes wawasan kebangsaan. Gerak Indonesia juga menyakini tidak ada pelanggaran HAM dalam tes wawasan kebangsaan karena sudah sesuai prosedur dan amanat undang-undang.
Selanjutnya mendesak Komnas HAM untuk tidak menambah kegaduhan dan memperkeruh keadaan yang sudah kondusif. Terakhir mendesak Komnas HAM memeriksa Novel Baswedan dalam dugaan kasus burung walet yang mengakibatkan rakyat sipil menjadi korban.
Sebelumnya, Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik mengatakan penanganan kasus yang sedang terjadi di KPK saat ini merupakan bagian untuk menjamin HAM di setiap lembaga negara.
“Sebagai lembaga negara dalam bidang hak asasi manusia maka menjadi tugas kami memastikan bahwa setiap kebijakan atau aturan dan tindakan lembaga negara harus sesuai standar dan norma hak asasi manusia,” kata Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik.