Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadi mati kutu di tangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menkopolhukam Mahfud MD.
“Di tangan mereka berdua (Jokowi dan Mahfud MD-red) KPK mati kutu,” kata politikus Partai Demokrat Benny K Harman di akun Twitter-nya @BennyHarmanID.
Pada awalnya, Benny mempunyai prasangka baik Presiden Jokowi akan memperkuat KPK. “Apalagi dgn diangkatnya Prof Mahfud MD jadi Menkopolhukam di periode kedua Presiden Jokowi. Ternyata perkiraan saya meleset,” jelasnya.
Selain itu, ia mengatakan, penyidik KPK kini terbelah antara kelompok pendukung pengusutan tuntas korupsi dana Bansos dan yang tidak. “Kelompok pendukung pengusutan tuntas dana bansos diberhentikan. Caranya cukup halus. Melalui test wawasan kebangsaan. Rakyat tau tapi takut bicara,” ungkapnya.
Pusat Studi Hukum dan Kebijakan (PSHK) merilis catatan akhir 2019 untuk pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Tahun ini dinilai sebagai puncak pelemahan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi).
“Upayanya (pelemahan) sudah panjang. Namun di 2019 terlihat konsolidasi elite yang menginginkan KPK lemah atau sekarat,” kata Direktur Advokasi dan Jaringan PSHK Fajri Nursyamsi di kantornya, Jakarta, pada hari ini, Kamis (19/5/2021).
Fajri menuturkan upaya pelemahan KPK sudah dimulai sejak bertahun-tahun lalu. Namun puncaknya terlihat dalam rentetan peristiwa menjelang akhir 2019.
Menyongsong 2020, Fajri mengatakan, publik perlu terus mendukung upaya pemberantasan korupsi. Namun dengan terpilihnya komisioner yang diragukan komitmennya, publik perlu mengubah arah dan strategi.
“Dukungan publik perlu lebih difokuskan pada upaya pemberantasan korupsi, bukan sekadar dukungan kepada lembaga,” ujar dia.