Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak serius mendukung Palestina atas sikapnya yang tidak menjawab surat dari Hamas.
“Surat Hamas tak dijawab menunjukkan Jokowi tak serius mendukung Palestina merdeka dari penjajahan zionis Israel,” aktivis Mujahid 212 Damai Hari Lubis kepada www.suaranasional.com, Jumat (21/5/2021).
Hamas merupakan faksi di Palestina yang sangat berani dalam melawan penjajahan Israel. “Sayap militer Hamas, Brigade Al Qassam sangat ditakuti tentara Israel. Roket-Roket milik Brigade Al Qasam bisa menghancurkan kubah besi milik Israel,” papar Damai.
Damai menduga ada peran mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Hendropriyono yang melarang Presiden Jokowi untuk tidak menjawab surat dari Hamas. “Ada dugaan peran Hendropriyono yang melarang Jokowi untuk membalas surat Hamas,” jelas Damai.
Dugaan peran Hendropriyono, kata Damai berdasarkan pernyataannya yang menganggap konflik Israel-Palestina bukan urusan Bangsa Indonesia. “Padahal pernyataan Hendropriyono itu melanggar konstitusi Bangsa Indonesia,” pungkasnya.
Terhitung sudah dua kali, petinggi Hamas Palestina mengirim surat kepada Presiden Indonesia, Jokowi untuk meminta bantuan atas serangan Israel.
Seperti diketahui, Palestina kembali berseitegang dengan Israel, hingga Hamas beberapa kali menembakkan roket ke negeri Yahudi.
Sehingga, Kepala Biro Politik Hamas Palestina Ismail Haniyeh menyurati Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk meminta perhatian mengenai serangan Israel ke Masjid al-Aqsa.
“Anda telah mengikuti bagaimana Masjid al-Aqsa yang diberkati dan alun-alunnya serta pria dan wanita pemberani yang membela al-Aqsa terkena penyerbuan, penodaan, penindasan, dan kebrutalan, belum lagi menutup masjid dan menolak akses jamaah Muslim ke sana,” tulis Ismail kepada Jokowi seperti dikutip oleh dari Anadolu Agency.