Amerika Serikat (AS) dan China mempunyai peran dalam konflik Israel-Palestina. AS mendukung Israel sedangkan China di belakang Palestina.
“Konflik Israel-Palestina dilihat secara geopolitik dan geostrategis ada peran AS dan China,” kata pengamat kebijakan publik Amir Hamzah kepada wartawan, Jumat (21/5/2021).
Secara geopolitik dan geostrategis, kata Amir, China mendorong AS terlibat langsung dalam konflik Israel-Palestina. “Kalau AS terlibat langsung konflik Israel-Palestina, kekuatan negeri Paman Sam itu akan berkurang di Laut China Selatan sehingga supremasi China di Pasifik dan Laut China Selatan kuat,” jelasnya.
Menurut Amir, AS juga berupaya menarik secara langsung China dalam konflik Israel-Palestina agar kekuatan militer Negeri Tirai Bambu itu bergeser ke Timur Tengah. “Sehingga kekuatan China di Laut China Selatan dan Pasifik lemah sehingga supremasi AS bisa kuat di kawasan tersebut,” ungkap Amir.
Genjatan Senjata Israel-Palestina, menurut Amir bukan berdasarkan kepentingan dua negara tetapi keinginan produsen senjata. “Bisa jadi produsen senjata habis sehingga ada genjatan senjata,” jelas Amir.
Kata Amir, Indonesia menolak Resolusi Perlindungan HAM PBB terkait mempunyai hubungan bisnis senjata dengan Israel. “Penolakan ini untuk kepentingan nasional Indonesia dalam rangka memperbaharui alutsista dengan membeli dari Israel,” ungkapnya.
Indonesia juga bersanding dengan China dalam menolak Resolusi Perlindungan HAM PBB. “China menolak Resolusi Perlindungan HAM PBB terkait mempunyai hubungan bisnis dengan Israel seperti pengelolaan Pelabuhan di Haifa,” pungkasnya.
Beijing Construction Engineering Group (BCEG) secara resmi menandatangani kontrak konstruksi sebagai kontraktor utama proyek Neot Ariel Sharon di Kiryat Ono dari Tel Aviv dengan Carasso Real Estate Israel.
BCEG memiliki bisnis di seluruh penjuru China dan berkembang di seluruh dunia. Perusahaan tersebut, dengan kantor cabangnya yang terdaftar di Israel pada Maret 2017, terpilih sebagai kontraktor asing teratas oleh Kementerian Konstruksi dan Perumahan Israel pada Oktober 2016.
Diketahui bahwa proyek ini terletak di Kiryat Ono dari pusat ekonomi Israel di Tel Aviv, mencakup area seluas 25.000 meter persegi. Enam bangunan untuk tempat tinggal akan dibangun dengan hampir 800 unit rumah. Proyek ini akan selesai dalam enam tahap dan fase pertama akan mencakup area seluas 9.000 meter persegi.