Katib Syurian Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Timur KH Syafruddin Syarif menyebut hukum bermain petasan adalah haram.
Kiai Syafruddin mengatakan bahwa fatwa haram petasan atau mercon itu sudah disepakati ulama-ulama NU jauh-jauh hari. Dasarnya, petasan dianggap mubazir dan membahayakan.Hal ini diungkap menyusul peristiwa ledakan petasan yang menewaskan nyawa di sejumlah daerah.
“Para ulama-ulama NU, jauh hari di dalam muktamar sudah dibahas bahwa mercon itu hukumnya haram. Satu, mercon itu menimbulkan mubazir karena tidak ada manfaat yang bisa diambil dari mercon. Kedua, mudarat, berbahaya,” kata Kiai Safruddin, Jumat (14/5).
Menurutnya, dalil tersebut berasal dari sebuah hadis Nabi Muhammad SAW. Landasan utamanya ialah firman Allah SWT di dalam Alquran Surat Al-Baqarah ayat 195.”Laa dharara wa laa dhirara. Tidak boleh membahayakan diri sendiri apalagi orang lain. Itu sudah menjadi kesepakatan para ulama,” ucapnya.
“Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik,” ujarnya.
Sebetulnya kata dia, hukum soal mercon atau petasan sudah dibahas di forum Muktamar NU berpuluh-puluh tahun lalu. Namun, keputusan para ulama terdahulu itu hilang, bak tertelan oleh kesemarakan hari raya.
Kini ia pun mendukung langkah kepolisian untuk melakukan razia dan menertibkan kegiatan masyarakat yang diduga hendak merayakan momen tertentu dengan petasan.
“Itu sudah lama. Karena itu saya sepakat dengan polisi agar terus melakukan operasi mercon,” tandasnya.
Insiden petasan berujung maut telah terjadi di beberapa daerah di Jawa Timur, seperti Tulung Agung dan Kediri. Ledakan serupa terjadi di Kebumen, Jawa Tengah.
Di Tulungagung, sembilan pemuda harus dilarikan ke rumah sakit akibat luka bakar serius di sekujur tubuh. Luka itu mereka alami usai terkena dampak ledakan ratusan petasan kertas yang sedang mereka buat di salah satu rumah korban di Desa Sukorejo Wetan, Kecamatan Rejotangan, Tulungagung, Jawa Timur, Senin (10/5).