FPI dan Munarman distigma teroris merupakan pesanan dari cukong serta partai kiri radikal. Menyudutkan FPI, Habib Rizieq Shihab (HRS) dan Munarman merupakan balas dendam atas kekalahan Pilkada DKI 2017.
“Cukong dan partai kiri radikal di balik terorisasi FPI serta Munarman,” kata pegiat dakwah Tarmidzi Yusuf dalam artikel berjudul “Munarman dan Terorisasi FPI Pesanan Cukong dan Partai Kiri Radikal”
Menurut Tarmidzi, Cukong dan partai kiri radikal terlibat dalam terorisasi FPI, HRS dan Munarman merupakan bagian dari balas dendam atas kekalahan di Pilkada DKI Jakarta 2017. “Mereka marah kepada HRS. Dendam politik. Jagonya kalah di Pilgub DKI Jakarta tahun 2017. Bahkan sempat masuk ‘penjara’. Penjaranya tanda kutip,” paparnya.
HRS dianggap tokoh paling berpengaruh yang akan merusak dan menggagalkan skenario mereka di tahun 2024. Pengalaman Aksi 411 dan 212 membuat mereka mengidap penyakit jiwa, paranoid bila mendengar nama HRS.
Kata Tarmidzi adanya terorisasi FPI, kasus pembantaian dan pembunuhan enam laskar FPI, yang diduga dilakukan oleh seorang jenderal dan kelompok kiri radikal dianggap sah.
“Partai kiri radikal dan etnis minoritas radikal beserta jaringannya, termasuk buzzeRp yang paling awal merespon positif atas penangkapan HRS, Shabri Lubis dkk hingga Munarman. Karangan bunga memenuhi markas tentara dan polisi,” jelasnya.