Ada dugaan kuat penangkapan Munarman merupakan politik bumi hangus terhadap FPI.
“Kuat dugaan penangkapan Munarman ada politik bumi hangus yang dijalankan rezim menggunakan isu hukum untuk menghabisi FPI. kata aktivis Islam Ahmad Khozinudin dalam artikel berjudul “Munarman Ditangkap Densus 88, Politik Bumi Hangus Terhadap FPI dan Gerakan Islam Lainnya?”
Munarman dijerat dengan pasal khusus dengan UU khusus, agar kewenangan penyidik untuk menahan mantan Sekjen DPP FPI bisa lebih panjang waktunya, ketimbang jika memproses hukum Munarman dengan UU biasa.
Kata Ahmad Khozinudin, oenangkapan Munarman adalah tindak lanjut kebijakan pemerintah setelah pemerintah sebelumnya membubarkan FPI. Dalam kasus FPI, tidak hanya organisasinya yang dibubarkan. Seluruh petinggi FPI juga dijerat dengan sejumlah kasus pidana.
Sebelum FPI, Ormas Islam Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang telah lebih dahulu dicabut badan hukumnya. Menyusul, kriminalisasi terhadap anggota HTI dengan sejumlah pasal pidana khususnya dengan UU ITE, dan kriminalisasi terhadap ajaran Islam Khilafah yang dituding memecah belah dan bertentangan dengan sila persatuan Indonesia.
“Rasanya, politik ‘bumi hangus’ ini tidak hanya akan memangsa FPI dan HTI. Belum lama ini, Kuntjoro Pinardi mundur dari posisinya sebagai Direktur Pemeliharaan dan Perbaikan PT PALING (Persero). Padahal, Kuntjoro baru menjabat selama 5 hari setelah ditunjuk Menteri BUMN, Erick Thohir,” jelasnya.
Kata Ahmad Khozinudin, mantan Caleg Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini juga dipersoalkan dan akhirnya mengundurkan diri dari jabatannya, karena dituduh sebagai PKS dan terafiliasi dengan HTI dan ISIS.
“Buzer Rezim Deni Siregar, menuding stigma PKS terlanjur buruk sebagai partai politik hanya dengan dalih selama 10 tahun bergelut di politik nasional, PKS tidak mendapatkan posisi strategis,” ungkapnya.
Ahmad Khozinuddin menduga politik bumi hangus bisa merembet ke ormas Islam lainnya.
“Apakah politik ‘bumi hangus’ ini akan hanya berhenti diberlakukan kepada HTI dan FPI ? Atau akan merembet pada PKS ? Selanjutnya, akan sampai pula menerjang MUI dan gerakan Islam lainnya ?