Blusukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di sawah dan masih impor beras hanya bagian pencitraan mantan Wali Kota Solo itu agar dianggap berpihak ke petani.
Demikian dikatakan pengamat seniman politik Mustari atau Si Bangsat Kalem (SBK) dalam pernyataan kepada www.suaranasional.com, Selasa (16/3/2021). “Petani sudah menyatakan protes atas kebijakan pemerintah yang impor beras,” paparnya.
Kata SBK, alasan impor untuk mengatasi kesediaan beras sangat tidak masuk akal di tengah panen raya. “Impor beras hanya menguntungkan taipan dan cukong,” jelasnya.
Menurut SBK, pemerintahan Jokowi lebih berpihak kepada petani asing. “Indonesia pernah menjadi lumbung beras tetapi akhir-akhir selalu impor,” ungkap SBK.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan pemerintah akan mengimpor beras sebanyak 1 juta sampai 1,5 juta ton dalam waktu dekat. Hal ini dilakukan demi menjaga ketersediaan dan harga beras di dalam negeri.
“Salah satu yang penting adalah penyediaan beras dengan stok 1 juta-1,5 juta ton,” ungkap Airlangga dalam Rapat Kerja Kementerian Perdagangan 2021, Kamis (4/3).
Airlangga menjelaskan terdapat dua skema dalam menjaga pasokan beras di dalam negeri. Pertama, impor 500 ribu ton untuk cadangan beras pemerintah (CBP) dan 500 ribu ton sesuai dengan kebutuhan Perum Bulog.