Hubungan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Joko Widodo (Jokowi) memanas jika KLB Partai Demokrat di Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut).
“Hubungan itu bisa saja memanas bila Jokowi mensahkan hasil KLB Deli Serdang,” Kata Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul M. Jamiluddin Ritonga kepada www.suaranasional.com, Jumat (12/3/2021).
Kata Jamiluddin, dengan kasat mata KLB Partai Demokrat di Deli Serdang tidak memenuhi dasar hukum baik UU Partai Politik maupun AD/ART Partai Demokrat.
Panasnya hubungan SBY dan Jokowi akan membahayakan kondusivitas politik nasional. Kemarahan pendukung SBY akan sulit untuk dikendalikan.
“Suka tidak suka, baik Jokowi maupun SBY sama-sama memiliki banyak pengikut. Kalau para pengikut kedua belah pihak turut terlibat dalam konflik tersebut, maka akan semakin kacaulah politik nasional,” ungkapnya.
Jamiluddin mengatakan, kekacauan itu akan makin meluas, bila kelompok pro demokrasi turut terlibat. Pihak pro demokrasi tampaknya lebih berpihak kepada Partai Demokrat.
“Keberpihakan mereka karena mereka melihat ancaman demokrasi di Indonesia begitu nyata. Mereka ini, selain militan, juga memiliki basis massa yang sangat besar,” ungkapnya.
Jamiluddin mengarakan, kalau hubungan SBY dengan Jokowi memanas, dikhawatirkan terjadi eksklasi kekacauan politik dalam jangka panjang.
“Jokowi harus bijak dalam melihat hasil KLB Deli Serdang, agar hubungan baiknya dengan SBY selama ini tetap terjaga. Ini akan membuat politik nasional tetap kondusif, sehingga bangsa ini dapat fokus mengatasi Covid-19 dan terpuruknya ekonomi nasional,” pungkasnya.