Kesalahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang telah mengantarkan Joko Widodo (Jokowi) pada Periode pertama dan kedua untuk menjadi Presiden Indonesia menjadi penyebab terbelahnya Partai Demokrat.
Demikian dikatakan pengamat kebijakan publik Amir Hamzah dalam pernyataan kepada wartawan, Sabtu (5/3/2021). “Ada pepatah yang mengatakan bahwa musuh terbesar adalah teman yang terdekat, sehingga pada awalnya kawan, tapi suatu saat bisa menjadi musuh,” ungkapnya.
Menurut Amir, SBY mempunyai peran penting menjadikan Jokowi menjadi Presiden 2014-2019 dan 2019-2024. “SBY sepertinya tidak mencoba memahami karakter dan sikap orang yang dia beri peluang itu, padahal seharusnya dia pelajari, dan dia lihat setelah dia beri peluang, orang itu berubah apa tidak sikap maupun perilakunya,” ujarnya.
Sebelum Partai Demokrat terpecah menjadi dua kubu, kata Amir ada beberapa partai yang lebih dulu mengalaminya, sehingga partai yang semula berada pada barisan oposisi, kini menjadi pendukung pemerintah.
“Ketika partai yang baru muncul juga terbelah, yakni Partai Berkarya yang didirikan Tommy Soeharto, SBY juga diam. SBY mungkin yakin bahwa partainya tidak akan mengalami hal yang serupa, karena selama ini Demokrat kan cenderung menjadi partai yang selalu “cari aman” dengan menjadi partai abu-abu yang tidak berada di kubu perintah, tapi juga tidak di oposisi,” jelas Amir.
Selain itu, ia mengatakan, sikap diam Jokowi atas KLB Demokrat di Deli Serdanf menunjukkan sikap setuju atas tindakan Moeldoko.