Banyak karangan bunga yang berjejer di Kantor Gubernur Aceh untuk menyindir wilayah termiskin merupakan cara taipan untuk mendiskreditkan Syariat Islam di bumi Serambi Aceh.
“Karangan bunga itu mahal tetapi bisa mengatasnamakan rakyat Aceh dengan mengirim ke kantor Gubernur Aceh. Logiknya tidak masuk. Rakyat lebih memilih membeli beras daripada karangan bunga,” kata pengamat politik Muslim Arbi kepada suaranasional, Kamis (18/2/2021)
Menurut Muslim, mengirimkan karangan bunga di kantor Gubernur Aceh untuk menyindir wilayah miskin bagian dari operasi taipan untuk mendiskreditkan Syariah Aceh yang diterapkan di daerah tersebut. “Ada maksud tersembunyi mengirimkan karangan bunga itu. Ini bagian operasi taipan untuk menggiring opini penerapan syariat Islam tidak bisa mensejahterakan warganya,” papar Muslim.
Mengirimkan karangan bunga, kata Muslim merupakan bagian operasi taipan seperti yang dilakukan pendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Jakarta. “Bentuk karangan bunga yang ditujukan kepada seseorang merupakan bagiaan operasi taipan,” kata Muslim
Muslim mengatakan, berdasarkan data BPS wilayah termiskin pada peringkat pertama diduduki Papua. “Pertanyaannya kenapa tidak ada karangan bunga di kantor Gubernur Papua yang menyindir wilayah tersebut peringat pertama penduduknya miskin di Indonesia,” jelas Muslim.
Kata Muslim, bukan hanya bunga, taipan melaksanakan operasi di media sosial (medsos) mencitrakan buruk Aceh. “Buzzer mengolok-olok Aceh sebagai wilayah termiskin,” ungkapnya.
Muslim mengatakan, cara taipan dan buzzer yang mengolok-olok Aceh justru memunculkan perpecahan bangsa. “Musuh besar bangsa ini taipan dan buzzer yang selalu adu domba dan memunculkan perpecahan bangsa,” kata Muslim.
Kantor Gubernur Aceh diserbu banyak karangan bunga hari ini (17/2/2021). Bukan ucapan selamat, karangan bunga yang terpampang di depan kantor gubernur ini berisi sindiran. Sindiran itu terkait angka kemiskinan Aceh yang tertinggi di Pulau Sumatera.
Hal itu tampak dari tulisan di salah satu papan bunga. “Selamat Sukses Kepada Pemerintah Aceh Atas Prestasi Provinsi Termiskin se-Sumatera” bunyi salah satu tulisan papan bunga tersebut.
Dari sisi persentase, Aceh berada di urutan keenam penduduk miskin tertinggi dengan jumlah 15,43%. Jumlah penduduk miskin terbanyak yakni Papua 26,8% dan disusul oleh Papua Barat 21,7%, Nusa Tenggara Timur 21,21%, Maluku 17,99%, Gorontalo 15,59%. Baru setelah itu disusul oleh Aceh.