Politikus Gerindra Habiburokhman menyindir Partai Demokrat yang dituding memakai buzzer dan saat berkuasa pernah menangkap ulama.
“Pake buzzer bukan hanya penguasa tetapi juga oposisi kardus yg pernah berkuasa tapi gagal sejahterakan umat, yg waktu berkuasa nangkap ulama,” kata Habiburokhman di akun Twitter-nya @HabiburokhmanJktTimur.
Kata Habiburokhman, oposisi yang pernah berkuasa ini berkeinginan berkuasa lagi dengan menunggangi perjuangan umat Islam. “Ngiler mau kuasa kembali dgn nunggangi perjuangan umat. Bisa aja maling teriak maling /buzzer teriak buzzer,” ungkapnya.
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat, Rachland Nashidik, mengusulkan agar tak gentar menghadapi buzzer karena akan lenyap dengan sendirinya.
“Hadapi saja. Nanti selesai usia pemerintahan Jokowi, buzzer kanker demokrasi itu akan mati dengan sendirinya. Jangan takut menyampaikan pendapat, jangan takut membela kebenaran,” ungkapnya.
Buzzer, lanjut Rachland, sebenarnya istilah netral saja. Namun, lanjutnya, yang jadi soal bila pasukan buzzer diselenggarakan oleh alat negara.
“Atau apalagi diisi oleh alat negara itu sendiri, ditopang oleh informasi intelejen, dilengkapi peralatan sadap dan beroperasi dengan duit dari pajak rakyat.Termasuk untuk menginteli hidup pribadi oposisi dan mengeksposnya di publik,” ungkapnya.