Dosen UI: Presiden Minta Dikritik tapi Tangannya Berdarah-darah Terhadap Para Pengkritik

Presiden Joko Widodo (Jokowi) minta dikritik tetapi tangannya berdarah-darah terhadap para pengkritik.

“Bagaimana seorang pemimpin minta dikritik padahal tangannya sudah berdarah-darah terhadap pengkritiknya,” kata Dosen Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI) Chusnul Mar’iyah PhD dalam wawancara dengan Rahma Sarita.

Kata Chusnul, pernyataan Presiden Jokowi yang minta dikritik tidak akan diikuti banyak pihak karena sudah tidak memiliki legitimasi. “Yang pidato itu sudah tidak memiliki legitimasi, terus siapa yang akan mengikuti,” jelas Chusnul.

Selain itu, kata Chusnul, Presiden Jokowi yang minat dikritik untuk mapping siapa saja yang berseberangan dengan penguasa saat ini. “Nantinya yang mengkritik, buzzer bergerak untuk melaporkan ke polisi,” papar Chusnul.

Kata Chusnul, saat ini terjadi pembelahan bangsa Indonesia yang luar biasa dan bukan mempersatukan. “Takut pada manusia paling mati, dulu saya dikirimi peluru, belum takdirnya mati. kita berdoa takdir mati yang baik,” pungkasnya.

 

 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News