Pemerintah mempunyai sikap ambigu dengan menuding kotak amal dicurigai sumber pendanaan teroris namun menyasar dana wakaf untuk membiayai infrastruktur.
“Kotak amal Masjid dcurigai membiayai terorisme, di sisi lain negara menyasar dana wakaf utk biayai infrastruktur. Sikap yang ambigu,” kata Deklarator dan Komite Politik KAMI, Gde Siriana Yusuf di akun Twitter-nya @SirianaGde.
Gde Siriana mengatakan seperti itu menanggapi berita dari voi.id berjudul “Sri Mulyani Berharap Bisa Bangun Infrastruktur Senilai Rp597 Miliar dari Dana Wakaf”
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan total uang wakaf yang telah terkumpul hingga Desember 2020 berjumlah Rp328 miliar. Angka ini merupakan akumulasi dari dana umat yang dititipkan pada sejumlah bank penerima dana wakaf.
Selain itu, Menkeu juga mengaskan bahwa Rp54 miliar diantaranya adalah alokasi yang berasal dari Cash Wakaf Linked Sukuk (CWLS). Adapun, CWLS sendiri merupakan instrumen baru yang diterbitkan oleh Kementerian Keuangan, di mana imbal hasil yang didapat digunakan untuk membiayai berbagai program sosial.
“Mengingat jumlah dan antusiasme partisipasi masyarakat dalam wakaf, para stakeholder atau pemangku kepentingan akan mengembangkan pengelolaan wakaf uang untuk memperkuat Islamic Social Safety Net,” ujarnya Senin (25/1/2021)