Ada posisi bargaining politik dan kekuasan ketika TEMPO menurunkan berita investigasi korupsi Bansos yang melibatkan mantan Mensos Juliari Batubara dan kasus tertembaknya enam Laskar FPI dan
Demikian dikatakan Ketua Umum PPJNA 98 Anto Kusumayuda dalam pernyataan kepada suaranasional, Selasa (22/12/2020). “Ada apa dengan TEMPO? Apa motif investigasi tersebut langsung menjadi isu utama menyudutkan keluarga Presiden Jokowi, perlu dicurigai motif TEMPO siapa yang bermain di belakang TEMPO,” kata Anto.
Anto mengatakan, TEMPO ingin melakukan framing Jokowi dan keluarganya terlibat dalam korupsi Bansos. “Gibran sendiri sudah membantah terlibat dalam pengadaan tas bungkus Bansos sebagaimana ditulis TEMPO,” jelasnya.
Kata Anto, nampaknya TEMPO ingin melakukan bargaining politik dengan Jokowi dengan hasil investigasi yang dimuat. “Semua hasil invsetigasi TEMPO menyudutkan Jokowi menjelang reshuffle kabinet. TEMPO mempunyai orang dalam akan adanya reshuffle kabinet,” ungkap Anto.
Anto mengatakan, hasil investigasi TEMPO tentang tertembaknya enam laskar FPI menggirin opini publik bahwa Presiden Jokowi dan aparat kepolisian melakukan pelanggaran HAM berat. “Kalau publik jeli melihat arah politik TEMPO, laporannya syarat kepentingan politik,” jelas alumni Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).
Sekjen PPJNA 98 Abdul Salam Nur Ahmad mengatakan, dua peristiwa yang sedang diperankan TEMPO patut diduga sedang menjalankan misi dari sebuah konspirasi besar kekuatan yang sedang bargaining dengan Presiden Jokowi.
“Melakukan tekanan agar Presiden Jokowi mengikuti kepentingannya, apakah terkait Resufle Kabinet yang akan dilakukan Jokowi dalam waktu dekat ? atau mewakili kepentingan asing yang akan mendikte Jokowi terkait arah kebijakan pemerintahan Indonesia,” ungkapnya.
Ada keanehan dalam kontek kekinian kenapa tiba tiba TEMPO menjadi terdepan membela FPI, padahal dalam perjalanan TEMPO sangat mengecam perilaku tindakan intoleran yang sering dilakukan FPI. Tempo akhir akhir ini hampir sejalan dengan serangan asing dalam hal ini Amerika, Jerman atau uni Eropa, melakukan tekanan menyudutkan pemerintahan Jokowi.
“Pak Jokowi Jangan hiraukan, semua ancaman, tekanan yang akan mendikte, selama Jokowi berjuang dan bekerja untuk kepentingan rakyat, bangsa dan negara, rakyat akan selalu bersama Presiden Jokowi,” pungkas Abdul Salam juga merupakan salah satu Presidium Gerakan Masyarakat Sipil Cinta NKR.