Kebusukan makin terbongkar di mana TEMPO berhasil mendapatkan video tiga terduga anggota Badan Intelijen Negara (BIN) yang ditangkap Laskar FPI di Megamendung, Kabupaten Bogor.
“Selama ini terduga tiga anggota BIN ditangkap di Megamendung masih belum jelas karena informasi dari media sosial, dan TEMPO menunjukkan video tersebut menunjukkan kebusukan makin terbongkar,” kata pengamat politik Muslim Arbi kepada suarnasional, Ahad (20/12/2020).
Menurut Muslim, tiga terduga anggota BIN yang bisa tertangkap Laskar FPI menunjukkan kualitas anggota telik sandi dan rencana operasi intelijen sangat buruk. “Baru kali ini ada dugaan anggota BIN yang bisa tertangkap,” ungkap Muslim.
Muslim mengatakan, tertangkapnya terduga tiga anggota BIN membuat masyarakat tidak simpati kepada Rezim Jokowi. “Opini yang berkembang di masyarakat BIN dipakai alat penguasa untuk memata-matai Habib Rizieq Syihab (HRS). Padahal ancaman nyata itu TKA Cina di Indonesia,” jelas Muslim.
Ia mengatakan, Komisi I DPR harus memanggil Kepala BIN Budi Gunawan untuk menjelaskan dugaan tiga anggota BIN yang ditangkap Laskar FPI di Megamendung, Kabupaten Bogor. “Publik juga perlu tahu dugaan operasi bersandi Delima untuk mengawasi HRS yang ramai dibicarakan di media sosial,” ungkapnya.
TEMPO mendapatkan rekaman gambar saat anggota FPI mengamankan terduga anggota Badan Intelijen Negara (BIN) di kawasan Megamendung, Bogor. Dalam rekaman yang berdurasi 5 menit 2 detik itu, barang-barang yang dibawa tiga orang yang diduga anggota BIN diperiksa.
Anggota FPI menemukan sebuah drone, uang tunai, dan kartu anggota BIN. Kepada anggota FPI, tiga orang tersebut mengaku sebagai wartawan. Seorang pengurus DPP FPI mengatakan ketiga pria tersebut akhirnya mengaku tengah bertugas mengawasi pesantren dan Rizieq. Dari telepon seluler ketiganya juga diketahui BIN tengah menjalankan operasi bersandi Delima.
Informasi keberadaan intel di Petamburan, pesantren FPI dan rumah keluarga Rizieq di Sentul diperoleh dari pengakuan ketiga pria. Rizieq berurusan dengan BIN sejak bermukim di berbagai kota Arab Saudi, tahun 2017. Lewat akun Front TV di situs Youtube pada 10 November lalu, Rizieq mengaku punya dokumen perjanjian dengan BIN.