Saya juga mendukung segera dibubarkannya para buzzer yang selama ini membuat resah masyarakat. Sebab para buzzer itulah selama ini yang kerap membuat gaduh di medsos seperti postingan video Abu Janda yang memplesetkan lagu Keong Racun untuk menyindir Imam Besar Habib Rizieq Shihab.
Keberadaan buzzer seperti Abu Janda dan kawan-kawan serta pengikutnya, harus ditindak tegas berupa penghapusan akun medsosnya seperti Facebook, Instagram, dan Twitter.
Saya menilai, jika para buzzer tersebut tidak dibubarkan dan masih dibiarkan, maka dampaknya terhadap pemerintahan Jokowi-Maruf yang akan tidak disukai oleh rakyat banyak.
Sebab diketahui keberadaan mereka selama ini sebagai buzzer pro pemerintah yang bisa berbuat semaunya dengan menyerang lawan yang tidak sependapat dengan pemerintahan Jokowi.
Selama ini para buzzer tidak ditindak. Bahkan mereka dipanggil untuk dimintai keterangan saja terkait postingannya di medsos pun tidak pernah.
Saya meminta agar para warganet untuk beramai-ramai klik blokir pada akun para buzzer. Hal itu dilakukan agar pihak medsos dapat menutup selamanya para akun buzzer.
Jika mereka membuat akun baru lagi untuk menyerang lawan yang mengkritisi kebijakan pemerintahan Jokowi, maka diharapkan warganet kembali memblokir terhadap akun baru mereka. Begitu seterusnya sampai para buzzer itu hilang.
Saya pun minta terhadap pihak medsos khususnya Facebook untuk tidak berpihak dan harus netral dalam memiliki media sosial khususnya untuk di Indonesia. Pihak Facebook jangan hanya melakukan suspend terhadap akun yang sering mengkritisi dan tidak pro terhadap pemerintahan.
Seperti akun facebook hanya karena posting foto anggota FPI melakukan evakuasi warga korban banjir di Kota Tebing Tinggi, lalu disuspend dan tidak dapat digunakan selama 30 hari kedepan.
Penulis adalah jurnalis senior dan pegiat media sosial