Neo komunis gagal melakukan adu domba umat Islam dengan TNI setelah Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman meralat ucapannya tidak pernah memusuhi Front Pembela Islam (FPI) dan Habib Rizieq Syihab (HRS).
“Neo komunis gagal adu domba Umat Islam dengan TNI atas ralat yang diucapkan Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman tidak pernah memusuhi FPI dan HRS,” kata aktivis politik Rahman Simatupang dalam pernyataan kepada suaranasional, Kamis (26/11/2020).
Menurut Rahman, neo komunis sangat tidak suka hubungan baik TNI dengan FPI dan HRS. “Makanya gerombolan neo komunis selalu memprovokasi membenturkan TNI dengan FPI dan HRS,” papar Rahman.
Rahman mengatakan, ancaman bangsa Indonesia itu gerombolan neo komunis yang tergabung dalam buzzer yang isinya adu domba dan menyebarkan kebencian. “Pangdam Jaya maupun TNI sudah mengetahui ancaman bangsa Indonesia bukan FPI dan HRS tetapi neo komunis dalam bentuk buzzer,” jelasnya.
Pasca ralat dari Pangdam Jaya, kata Rahman, neo komunis yang tergabung dalam buzzer makin kelimpungan dan mencari-cari kesalahan FPI dan HRS. “Publik bisa melihat sendiri musuh negara itu neo komunis dalam bentuk buzzer,” pungkas Rahman.
Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman menegaskan tidak pernah mengajak untuk memusuhi organisasi Front Pembela Islam (FPI) maupun Habib Rizieq Syihab. Dudung menganggap FPI dan Habib Rizieq sebagai saudara.
“Kemudian yang terakhir alangkah ada baiknya kalau ada mediasi yang berdialog dihadiri oleh seluruh komponen ya. Saya tidak pernah mengajak bahwa FPI atau yang lain itu sebagai musuh, tidak ada, atau Habib Rizieq juga sebagai musuh, juga tidak ada. Itu saudara-saudara kita,” kata Dudung dalam acara ‘Ngopi Bareng Pangdam Jaya’ di Markas Kodam Jaya, Jalan Mayjen Sutoyo, Cililitan, Jakarta Timur, Rabu (25/11/2020).
Dudung menyebut pihaknya hanya memusuhi ucapan yang memperkeruh persatuan dan kesatuan. Dudung kemudian memuji Rizieq sebagai orang yang berilmu.
“Yang justru, yang kita musuhi adalah ucapan-ucapan yang mengajak dan yang nantinya akan memperkeruh persatuan dan kesatuan bangsa, itu. Kalau Habib Rizieq-nya, ya Habib Rizieq orang-orang berilmu dan sebagainya, luar biasa ya,” tutur Dudung.