Rakyat dipertontonkan kekonyolan anggota TNI menurunkan baliho bergambar Habib Rizieq Syihab (HRS) di seluruh Jakarta. Menurunkan baliho HRS dengan menyertakan panser seolah-olah akan perang.
Demikian dikatakan aktivis Pro Demokrasi (ProDem) Nicho Silalahi dalam pernyataan kepada suaranasional, Sabtu (22/11/2020). “Padahal APBN dikeluarkan hingga ratusan triliun rupiah untuk TNI agar menjadi profesional, terlatih di medan tempur,” ungkapnya.
Kata Nicho, pasukan TNI diharapkan bisa menjaga bangsa Indonesia dari ancaman separatis bersenjata maupun pihak asing.
Upaya TNI menjaga profesionalitas dan tidak mau ranah politik, kata Nicho tercoreng oleh Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman yang memerintahkan anggota mencopot baliho HRS di seluruh Jakarta.
“Padahal tugas untuk mencopoti baliho itu seharusnya menjadi tanggung jawab Satpol PP dan dibantu oleh kepolisian dalam melakukan pengamanan,” papar Nicho.
Menurut Nicho, ancaman serius datang dari bumi Cendrawasih dengan OPM nya yang jelas-jelas menunggu kehadiran TNI untuk perang terbuka.
“Sudah ratusan bahkan ribuan prajurit TNI yang rela gugur di tangan OPM demi jargon NKRI HARGA MATI yang kini terkesan cuma sebagai tumbal dalam karir para perwira untuk menduduki jabatan tinggi di tubuh TNI,” ungkapnya.
Selain itu, Nicho mendesak Panglima TNI untuk segera mencopot Pangdam Jaya dari jabatannya yang telah mencoreng citra TNI. “Saya sebagai rakyat protes keras tindakan TNI yang memerangi baliho,” pungkasnya.