Revolusi Mental berasal dari pemikiran tokoh komunis Karl Marx yang sangat berbahaya bagi Bangsa Indonesia.
“Saya mengikuti gagasan revolusi mental, revolusi mental itu apa? Kita ikuti terus, kalau sumbernya buku Das Kapital, yang nulis siapa itu, Karl Marx, atau tokoh komunis China atau Aidit kita harus waspadai,” kata Gandung pada wartawan di kantor DPD Golkar DIY, Kamis (13/11/2014) dikutip dari merdeka.com.
Gandung juga mengkritik Pusat Studi Pancasila UGM yang mendukung gagasan revolusi mental tersebut. “Kenapa pusat studi pancasila UGM malah mendukung? Apa benar itu berdasarkan Pancasila?” lanjutnya.
Dia mempertanyakan Pusat Studi Pancasila UGM justru tidak melakukan studi Pancasila karena mendukung pemilihan langsung dalam pilkada yang tidak sesuai dengan sila ke-4 Pancasila.
“Pusat studi Pancasila justru mendukung pemilihan langsung. Dimana letak studi Pancasilanya? Itu saja sudah tidak sesuai dengan sila ke-4, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dalam permusyawaratan perwakilan,” tandasnya.
Karena itu Gandung menekankan Koalisi Merah Putih harus diperkuat untuk membendung paham-paham yang tidak sesuai Pancasila kembali muncul di Indonesia.
“Ada upaya penghapusan Tap MPR nomor 25 yang melarang paham komunis. Depdagri sudah membolehkan bisa mencantumkan atau mengosongkan kolom agama di KTP. Agama itu identitas seseorang di negara Pancasila ini,” terang Gandung.