Aksi dukungan terhadap artis Nikita Mirzani di Bundaran HI, Jakarta Pusat, dibubarkan petugas. Aksi tersebut dibubarkan karena beberapa alasan.
“Itu aksi di HI pendukung Nikita, kita imbau untuk tidak ada aksi, karena pertama tidak ada STTP (surat tanda terima pemberitahuan), kedua aksi demo tidak boleh malam hari dan HI tidak boleh untuk demo,” kata Kapolres Jakarta Pusat Kombes Heru Novianto kepada detikcom, Minggu (15/11/2020).
Heru menegaskan aksi tersebut dibubarkan bukan karena DKI Jakarta masih menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi. Heru kemudian mencontohkan mengapa demo lain diperbolehkan di masa PSBB transisi.
“Jadi bukan masalah PSBB ya. Kemarin-kemarin aksi/demo tolak omnibus law kita layani, tapi siang hari dan di Patung Kuda (bukan Bundaran HI),” katanya.
Untuk diketahui, aksi dukungan terhadap Nikita Mirzani tetap berjalan pada Sabtu (14/11) malam. Namun massa pindah lokasi aksi dari kawasan Bundaran Hi ke Silang Monas.
Massa didominasi oleh ibu-ibu paruh baya berpakaian merah. Aksi dihadiri tidak lebih dari 50 orang sambil menyalakan lilin.
Seorang peserta aksi sempat bersitegang dengan petugas di lokasi ketika diminta membubarkan diri. Aksi massa berlangsung hingga pukul 21.30 WIB sebelum akhirnya dibubarkan paksa petugas.
Aksi itu muncul setelah Nikita Mirzani perang cuitan (tweet war) dengan Ustaz Maaher At-Thuwailibi. Kisruh ini bermula ketika Nikita Mirzani mengomentari kepulangan Habib Rizieq Shihab dari Arab Saudi yang disambut oleh massa. Lalu bintang film Comic 8 itu menyebut bahwa ‘habib adalah tukang obat’.
“Gara-gara Habib Rizieq pulang sekarang ke Jakarta, penjemputannya gila-gilaan. Nama habib itu adalah tukang obat. Screenshot! Nah nanti banyak nih antek-anteknya mulai nih, nggak takut juga gue,” ujar Nikita di Instagram Stories.
Komentar tersebut mendapat kecaman dari pendukung Habib Rizieq Syihab, Ustaz Maaher At-Thuwailibi. Dia menyebutkan akan menurunkan 800 orang untuk menggeruduk rumah Nikita Mirzani.
“Kepada Saudari Nikita Mirzani yang sudah menyudutkan dan merendahkan imam besar kami Habib Rizieq dengan sebutan tukang obat, tidak layak seorang muslimin dan muslimat yang mengaku beriman kepada Allah dan Rasulnya menghina seorang ulama, apalagi beliau adalah cucu dari para cucu baginda Rasulullah SAW. Kalau kita tidak bisa menjadi orang saleh, setidaknya jangan memusuhi orang-orang saleh,” ujar Maaher.
“Kepadamu l** oplosan, penjual s*** saya imbau 1×24 jam kau tidak melakukan klarifikasi dan permintaan maaf di depan publik secara terbuka saya Maaher At-Thuwailibi secara terbuka bersama 800 laskar pembela ulama akan mengepung rumahmu. Saya serius, saya tidak main-main, kita lihat apa yang terjadi. Darah kami kucurkan untuk membela kehormatan cucu Rasulullah SAW,” lanjutnya.
[detiknews]