Ribut Nih, Moeldoko Tegaskan Fadjroel tak Bisa Atas Namakan Istana

Juru Bicara Presiden Jokowi, Fadjroel Rachman tidak bisa mengatasnamakan Istana ketika menyampaikan kepada publik melalui wartawan.

“Gini, yang seperti kemarin case tentang sepeda. Kita sepakati dulu bahwa kalau mengatasnamakan Istana itu representasinya kalau di staf presiden, satu Mensesneg, kedua Menseskab, lalu KSP,” kata Moeldoko dalam rekaman, Kamis (12/11).

Dengan ditunjuknya tiga orang tersebut, maka setiap tenaga ahli KSP tidak bisa berbicara atas nama Istana. Para tenaga ahli hanya bisa berbicara atas nama KSP.

“Alasannya adalah, mereka-mereka ini yang berbicara adalah atas nama Kantor Kepala Staf Presiden di bawah kendali saya. Jadi kalau ada salah, saya yang bertanggungjawab, bukan presiden. Itu harus klir dulu biar nggak simpang siur. Memang ada kesalahan-kesalahan, ada dua kali ya,” beber dia.

Dengan penunjukan ini, maka diharapkan alur komunikasi menjadi lebih baik. Kemudian, penunjukan ini bisa meminimalisasi miskomunikasi di Istana. Menurut Moeldoko ada beberapa kasus seperti sepeda, yang ujungnya dianggap menyudutkan Presiden Joko Widodo.

“Intinya bahwa semuanya itu yang ingin saya garis bawahi, jangan dikit-dikit Istana. Seperti yang kemarin itu masalah sepeda. Sepeda kemarin, saya harus jujur bahwa Presiden enggak ngerti apa-apa,” jelas dia.

Fadjroel Rachman membenarkan bahwa hanya tiga orang yang merepresentasikan Istana berbicara di depan publik. Ia juga mengakui dirinya tidak termasuk dari tiga orang tersebut.

Menurut Fadjroel, dirinya adalah juru bicara presiden yang hanya bertugas untuk menyampaikan kembali pidato maupun kebijakan Presiden Joko Widodo kepada publik.

“Betul yang disampaikan Pak Moeldoko @KSPgoid karena TUPOKSI saya sebagai SKP bidang komunikasi/@JubirPresidenRI hanya menyampaikan/mengkomunikasikan/ menjabarkan arahan/pidato/kebijakan Presiden @jokowi kepada publik (audience) ~ FR,” seperti dikutip dari akun twitter @fadjroeL, Jumat (13/11).

Simak berita dan artikel lainnya di Google News