Sejumlah orang yang mengaku dari BEM Perguruan Tinggi Muhammadiyah se- Indonesia (PTMI) mempertanyakan kehadiran perwakilan BEM PTMI dalam pertemuan dengan staf khusus milenial presiden Aminudin Maruf.
Perwakilan BEM PTMI yang dimaksud adalah Nur Eko Suhardana yang diduga bertemu Aminuddin Maruf beberapa waktu lalu. Sempat dikabarkan bahwa pertemuan Nur Eko dengan stafsus Milenial berdasarkan surat resmi dari istana.
“Berdasarkan beredarnya berita tentang pertemuan antara BEM PTMI dengan salah satu staf khusus millenial Aminudin Maruf diskusi terkait UU no 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja,” demikian pernyataan pers perwakilan BEM PTMI yang diterima Suara Nasional, Minggu (8/11/2020).
Menindaklanjuti kabar tersebut, sekelompok perwakilan BEM PTMI menerbitkan empat pernyataan sikap sebagai berikut:
Kami selaku bagian dari anggota BEM PTMI menyatakan sikap:
- Bahwasanya tidak ada surat resmi yang dikeluarkan dari pihak istana kepada BEM PTMI mengenai pertemuan tersebut.
- Gerakan yang dibuat oleh saudara Nur Eko Suhardana selaku Koorpresnas BEM PTMI bukan merupakan hasil dari kesepakatan bersama dari kawan-kawan BEM PTMI.
- Mengutuk staf khusus millenial (Aminudin Maruf) yang memanfaatkan gerakan BEM PTMI sebagai ajang pencitraan di depan publik.
- Mendesak Jokowi membubarkan staf khusus millenial karena hanya menjadi benalu dan selalu memanfaatkan gerakan mahasiswa sebagai pencitraan di depan publik.
“Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sadar dan waras tanpa ada intervensi pihak manapun dan apabila dalam waktu 1×24 jam tidak di respon kami akan terus melakukan gelombang masa untuk Aminudin Maruf,” jelas pernyataan tersebut.
Sejumlah pihak yang turut hadir dalam pernyataan pers diantaranya: Presma Umi, Presma STTM (Koorda Banten), Presma IT Ahmad Dahlan (Korda DKI), Presma UMKT, Presma UAD (Presnas BEM PTM Zona VI) dan Presma UMN.