Pengamat: Terkait Pernyataan ke Rizal Ramli, Lebih Baik JK Minta Maaf

Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) lebih baik minta maaf atas pernyataannya terkait dengan Rizal Ramli.

“Sebaiknya JK minta maaf soal pernyataanya kepada Rizal Ramli dan segera mengakhiri polemik ini,” kata pengamat politik dati Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun di akun Twitter-nya @UbedilahB.

Ubed menyebutkan megaproyek pengadaan listrik 35.000 Megawatt oleh pemerintah menjadi pemantik perseteruan di antara JK dan Rizal Ramli.

Saat itu, kata Ubed, Rizal Ramli menolak proyek itu karena dia menilai ada conflict of interest pada JK.

Dalam wawancara dengan Karni Ilyas, JK mengatakan, di era SBY, Rizal Ramli batal menjadi menteri karena memang tidak dipanggil saat interview calon menteri. Menurut JK, SBY awalnya memang sempat menawarkan posisi sebagai Menteri Perindustrian, kendati Rizal diketahui ingin posisi Menteri Keuangan atau Menteri BUMN.

“Saya tak pernah halangi. Ya maunya (dia begitu), tapi yang menentukan kan Presiden. Waktu itu semua calon menteri kan di-interview dulu oleh Pak SBY. Semua dipanggil. Dia tidak pernah dipanggil. Memang dia tidak pernah diperhitungkan oleh pak SBY, kalau diperhitungkan kan harusnya dia dipanggil,” ujar JK.

Program berita Liputan6 milik SCTV misalnya, menulis sebuah laporan yang bejudul “Rizal Ramli Ada di Cikeas” dinihari 19 Oktober 2004.

Di dalamnya tertulis bahwa seleksi calon menteri masih berlangsung di kediaman presiden terpilih Susilo Bambang Yudhoyono di Puri Cikeas Indah, Bogor, Jawa Barat. Pada Selasa (18/10), Rizal Ramli, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid terlihat di Cikeas.