Prabowo Subianto hanya mau menjabat posisi Menteri Pertahanan (Menhan) ketika ditawari Presiden Jokowi sejumlah jabatan di kabinet.
“Publik belum mengetahui Prabowo hanya mau menjabat Menhan ketika Jokowi menawari sejumlah jabatan di kabinet. Kalau tidak menjadi Menhan, Prabowo lebih baik di luar pemerintahan,” kata pengamat kebijakan publik Amir Hamzah kepada suaranasioanl, Selasa (21/10/2020).
Kata Amir Hamzah, posisi Menhan itu sangat strategis ketika terjadi kekosongan kekuasaan. “Menhan bersama Menlu, Mendagri (Trimvirat) bisa mengisi kekuasaan yang kosong. Yang menjadi pertanyaan apakah Tito Karnavian bisa bekerjasama dengan Prabowo,” jelas Amir.
Kata Amir Hamzah, kunjungan Prabowo ke Amerika Serikat (AS) di saat Indonesia dilanda demo besar-besaran bisa menjadi isyarat negara Adi Daya itu merestui Ketum Gerindra menjabat presiden.
Selain itu, Amir Hamzah mengatakan, Prabowo melakukan langkah strategis setelah menjabat Menhan dengan membeli alutista dari PT Pindad. “Prabowo menghidupkan industri pertahanan dalam negeri,” ungkapnya.
Amir Hamzah mengatakan, Prabowo juga menyiapkan sumber pangan dalam menghadapi kondisi perang. “Food Estate Estate sebagai kekuatan pangan dalam menghadapi perang atau negara sedang krisis. Rakyat harus tidak boleh lapar dulu,” pungkasnya.