Gatot Nurmantyo tidak mempunyai etika atas pernyataanya, jika KSAD tidak berani memerintahkan nonton Film G30SPKI pulang kampung saja.
“Pernyataan Gatot tersebut tidak beretika dilontarkan di publik menyerang KSAD, mencerminkan rendahnya wawasan berpikir,” kata Ketua Umum Perhimpunan Pergerakan Jejaring Nasional Aktivis (PPJNA) 98 Anto Kusumayuda dalam pernyataan kepada suaranasional, Selasa (22/9/2020).
Menurut Anto, Gatot tidak bisa sembarangan menyatakan seperti itu karena KSAD melalui proses tahapan dan pasti sudah memiliki tanggung jawab sebagaimana sumpah prajurit bahwa komunisme adalah musuh negara sampai kapanpun tidak akan bisa hidup di bumi NKRI.
Sekjen PPJNA 98 Abdul Salam Nur Ahmad menilai Gatot sedang melakukan upaya pecah belah adu domba di dalam AD/TNI untuk tidak percaya sama pimpinan agar terjadi pemberontakan di internal angkatan darat. “Justru gaya agitasi dan propaganda GN itu adalah gaya gaya dan cara cara PKI, belah bambu, pecah belah adu domba,” jelasnya.
Abdul Salam menilai, Gatot Nurmatyo tidak serius dalam membersihkan komunis di Indonesia. “Semenjak menjadi Panglima TNI dengan kekuasaan yang dimiliki membersihkan dan menangkap tokoh tokoh PKI, teryata faktanya hanya nol,” ungkap Abdul Salam.
Ia mencurigai propaganda Gatot Nurmantyo justru ingin membangkitkan komunis yang sudah mati. “Konspirasi politik Gatot dengan pihak pihak yang akan menghidupkan kembali komunis dan atau memanfaatkan isu Komunis yang sangat sensitif di masyarakat Indonesia pada Isyu Komunis untuk berbuat makar menggulingkan Pemerintahan Jokowi,” ujarnya.
Kata Abdul Salam, Presiden Jokowi harus mengintruksikan Panglima TNI, Kapolri untuk mewaspadai manuver pergerakan Gatot Nurmantyo dan jaringannya sedang melakukan upaya sistematis merusak menghancurkan sendi sendi kehidupan bangsa dan negara.
“Sebaiknya lebih dini membersihkan faham GNisme di dalam tubuh TNI dan Polri jangan sampai berkembang membahayakan Harkat martabat TNI dan Polri,” pungkasnya.