Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mulai ‘cuci tangan’ menyalahkan direksi dan meminta pembubaran Kementerian BUMN setelah terbongkar Pertamina rugi Rp11 triliun.
“Komisaris Utama Pertamina Ahok ‘cuci tangan’ setelah perusahaan plat merah itu rugi Rp11 triliun. Ahok menyalahkan direksi dan meminta pembubaran Kementerian BUMN,” kata aktivis politik Rahman Simatupang kepada suaranasional, Rabu (16/9/2020).
Menurut Rahman, Ahok menunjukkan sikap aslinya yang menyalahkan bawahan ketika ada kesalahan. “Saat menjabat Gubernur DKI Jakarta, Ahok menyalahkan bawahan. Begitu pula Pertamina rugi, yang disalahkan direksi. Sebagai Komisaris Utama yang punya jaringan Istana, harusnya bisa memperbaiki Pertamina,” paparnya.
Kata Rahman, Ahok merupakan kader PDIP sebagai partai penguasa. “Ahok ditempatkan sebagai komisaris utama Pertamina bukan untuk memperbaiki perusahaan plat merah tetapi sebagai jaringan untuk pendanaan partai,” jelas Rahman.
Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok membuka aib manajemen Pertamina dari mulai melobi menteri hingga persoalan gaji direksi.
Pernyataan tersebut Ahok ungkapkan dalam akun YouTube POIN pada Senin (14/9). Menurut Ahok, dirinya sebagai Komisaris Utama tidak mengetahui perubahan posisi direksi Pertamina. Pasalnya, direksi langsung melobi menteri untuk urusan pergantian posisi.
“Ganti direktur bisa tanpa kasih tahu saya. Saya sempat marah-marah juga. Direksi-direksi semua mainnya lobi ke menteri, karena yang menentukan itu menteri,” ujarnya dikutip dari YouTube, Selasa (15/9).