Oleh: K.H. Athian Ali
Istilah “Jahil” dalam Islam, bukan “Bodoh” dalam pengertian tidak tahu karena belum ada yang memberi tahu. Tapi bodohnya seseorang karena tidak mau menerima kebenaran setelah diberi tahu.
Orang yang “Jahil” adalah orang bodoh yang selalu merasa dirinya tidak bodoh, dan mencoba mengajukan berbagai argumentasi untuk mempertahankan kebodohannya. Yang lebih bodoh dari orang bodoh adalah yang termasuk ke dalam katagori “jahal murokkab” (kebodohan yang berlipat ganda) yaitu orang bodoh yang tidak menyadari jika dirinya bodoh, dan menganggap orang lain yang mengingatkan akan kebodohannya sebagai orang-orang bodoh.
Yang lebih bodoh dari orang yang bodoh berlipat ganda, adalah orang bodoh yang tidak menyadari jika dirinya bodoh, menganggap orang Iain yang bodoh, lalu emosi bahkan murka kepada setiap orang yang mengingatkan akan kebodohannya.
Rusaknya kehidupan seperti yang sedang terjadi di negeri ini, di antaranya disebabkan oleh hadirnya orang-orang bodoh yang tidak menyadari jika yang dinyatakan dan berbagai kebijaksanaannya sangat sulit untuk diterima akal sehat. Marah ketika ada yang mengingatkan, lalu berupaya menuduh orang Iain yang melakukan kesalahan, demi menutupi kesalahan dirinya.