Polisi menyalahi atuaran dengan memberdayakan preman pasar untuk mengawasi protokol kesehatan.
“Berdayakan preman pasar artinya polisi tidak menyadarkan preman tersebut. Harusnya mantan preman yang sudah kembali jalan yang benar diberdayakan,” kata pengamat politik Muslim Arbi kepada suaranasional, Sabtu (12/9/2020).
Menurut Muslim, aparat resmi yang harusnya mengawasi protokol kesehatan. “Aparat ini digaji dari uang rakyat, harusnya menjalankan tugasnya sebagaimana mestinya,” paparnya.
Kata Muslim, preman pasar yang diberdayakan untuk mengawasi protokol kesehatan justru kontra produktif. “Diberdayakan polisi, preman pasar makin arogan karena secara tidak langsung diakui polisi,” jelas Muslim.
Wakapolri Komisaris Jenderal Gatot Eddy Pramono berencana memberdayakan preman pasar untuk membantu pengawasan protokol kesehatan terhadap pengunjung pasar. “Kita juga berharap penegak disiplin internal di klaster pasar, di situ kan ada jeger-jeger-nya di pasar, kita jadikan penegak disiplin,” kata Gatot di Mako Polda Metro Jaya, Kamis (10/9).
Gatot menegaskan mereka akan tetap dipantau oleh TNI dan Polri agar pelaksanaannya tidak menyalahi aturan dan pelaksanaannya akan tetap mengedepankan cara humanis. “Kita harapkan menerapkan disiplin tapi tetap diarahkan oleh TNI polri dengan cara-cara humanis,” kata wakil ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional itu.