Ruhut Sitompul menghajar kelompok Islam dengan menyebut kelompok Din Syamsuddin, kelompok 212 dan HTI yang merongrong pemerintahan Jokowi.
“Mengerikan budaya politik menjilat tengah melanda dahsyat. Ruhut menyebut yang merongrong pemerintahan Jokowi kelompok Islam dengan menyebut kelompok Din Syamsuddin, 212 dan HTI,” kata pengamat politik dan kebangsaan M Rizal Fadillah dalam artikel berjudul “Ruhut dan Merongrong Pemerintah”.
Kata Rizal, umat Islam akan memberi predikat Ruhut sebagai “musuh umat”. Jika demikian maka umat Islam tentu sangat siap menghadapi apa maunya Ruhut. Bertarung di semua lini. Toh, cuma sekedar Ruhut.
Ruhut faham bahwa menyebut Din Syamsudin dan kelompoknya sebagai perongrong Pemerintah itu harus dibuktikan dan jika tidak, maka berbalik menjadi delik.
“Fitnah dan pencemaran. Lalu benarkah Pemerintah merasa terongrong ? Mahfud, Luhut, Moeldoko atau “tokoh” Pemerintah lainnya pada diam dan tidak ada ungkapan merasa terongrong,” paparnya.
Kata Rizal, Ruhut mesti sadar bahwa negara ini sedang sakit. Mungkin juga sekarat. Disebabkan oleh merajalelanya Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme, tingginya tingkat kesenjangan sosial, serta negara yang dikuasai kepentingan asing. Benar bahwa “covid” merupakan ancaman bagi semua baik pemimpin maupun rakyat. Tetapi pemimpin “stupid” adalah penyakit yang jauh lebih berbahaya.
“Ruhut boleh memetakan berdasarkan asumsi sendiri tentang kelompok perongrong, tapi rakyat juga memetakan dimana Ruhut Sitompul berada. Tak ada kekuasaan yang abadi. Kita lihat saja,” pungkasnya.