Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggunakan buzzer membuktikan mantan Wali Kota Solo itu tidak mampu mengelola negara.
“Kalau mampu mengelola negara tidak perlu menggunakan buzzer. Biarkan adanya oposisi dan tidak perlu diserang mengerahkan buzzer,” kata pengamat politik Muslim Arbi kepada suaranasional, Senin (24/8/2020).
Menurut Muslim, buzzer yang dibiayai negara digunakan untuk pencitraan dan membully lawan politik di media sosial. “Ada dugaan kuat, media sampah Seword dibiayai negara untuk mem-back up Jokowi,” ungkapnya.
Kata Muslim, rakyat makin tidak suka pemerintahan Jokowi yang menggunakan buzzer untuk menutupi kekurangannya. “Sekarang ini, buzzer menjadi musuh rakyat,” pungkasnya.