Presiden Joko Widodo (Jokowi) buruk di mata internasional setelah ada kritik keras oleh peneliti asing Benjamin ‘Ben’ Bland.
“Peneliti asing Benjamin “Ben” Bland sangat objektif dalam menilai Jokowi. Kritikan itu menunjukkan Jokowi buruk di mata internasional,” kata pengamat politik dan sosial Muhammad Yunus Hanis kepada suaranasional, Jumat (21/8/2020).
Menurut Yunus, Indonesia menjadi buruk di mata internasional di bawah kepemimpinan Jokowi. “Harusnya Jokowi menerima kritikan dari dalam negeri dan memperbaiki secara cepat,” papar Yunus.
Kritikan dari dalam negeri, kata Yunus justru ditanggapi dengan mengerahkan para buzzer. “Para buzzer justru menyerang para pengkritik Presiden Jokowi dengan tudingan pecatan, orang sakit hati dan lain sebagainya,” jelas Yunus.
Yunus mengatakan, posisi Jokowi bisa tergoyang atas penilaian dunia internasional terhadap mantan Wali Kota Solo itu. “Dunia internasional sangat berpengaruh terhadap posisi presiden di Indonesia,” ungkap Yunus.
Presiden Jokowi dikritik habis dalam buku biografi karya peneliti Lowy Institute, Benjamin “Ben” Bland. Dari penanganan virus corona hingga rencana pindah ibu kota.
Dia menyebut pemerintah Indonesia ‘menunjukkan banyak sifat terburuknya’ seperti mengabaikan nasihat ahli, kurangnya kepercayaan pada masyarakat sipil, dan kegagalan untuk mengembangkan strategi yang koheren”.
Dilansir dari The Sydney Morning Herald, Kamis (13/8), hal itu mengakibatkan munculnya 2 juta pengangguran baru dan menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan kasus virus corona tertinggi di Asia Tenggara.
Selain mengkritik perihal pandemi, Bland yang merupakan direktur program Asia Tenggara di Lowy Institute itu menyebut Jokowi ‘tertarik untuk menarik investasi dari siapa pun yang memiliki uang tunai paling banyak’ demi mencapai tujuan ekonomi domestiknya.
Salah satunya adalah Cina yang sedang membangun jalan, jembatan, pembangkit listrik, dan pelabuhan di seluruh Indonesia, selain jalur rel Jakarta-Bandung.