Terbongkarnya buzzer Istana Bambang Arianto yang terlibat pelecehan seksual ratusan wanita akibat menjelekkan ulama terutama Habib Rizieq Syihab (HRS).
“Dia buka aib dirinya merupakan skenario Allah karena banyak berbuat zina dan menjelekkan ulama terutama HRS,” kata Rektor Universitas Ibnu Chaldun (UIC) Jakarta Musni Umar di akun Twitter-nya @musniumar.
Musni berharap Bambang Arianto dipecat dari jabatannya sebagai dosen Universitas NU Yogyakarta. “Semoga segera dipecat dari tempat mengajar,” jelas Musni Umar.
Ia mengecam kelakuan Bambang Arianto yang melecehkan secara seksual ratusan wanita. “Saya sedih dan kecam Bambang Aryanto, yang mengaku dosen UNU. Sangat tidak pantas karena dosen,” ungkap Musni Umar.
Bambang Arianto, membuat geger akibat penyimpangan seks yang dialaminya.
Bambang melancarkan aksi pelecehan seksual dengan modus penelitian swinger, yaitu penyimpangan seks yang pengidapnya menyukai pertukaran
Setelah viral, Bambang langsung mengunggah video permintaan maaf serta pengakuan atas ulahnya itu.
Dia menyesal telah melecehkan para korbannya dengan berpura-pura meneliti swinger.
Tak hanya itu, Bambang juga mengaku telah mencatut nama Nahdlatul Ulama serta kampus UGM.
“Karena sesungguhnya saya ingin lebih berfantasi swinger secara virtual semata. Hal itu dikarenakan kata swinger sering menghantui saya di setiap waktu dan tempat. Selain berfantasi secara virtual tentang swinger, saya juga pernah melakukan pelecehan secara fisik” kata Bambang pada video itu.
Kini, satu per satu korbannya angkat bicara dan membongkar penyimpangan seks yang dialami Bambang.
Beberapa di antara mereka adalah Illian Deta Arta Sari dan juga Laeliya Almuhsin.
Melalui akun media sosial Facebook masing-masing, kedua perempuan tersebut menyebut jumlah korban Bambang mencapai 50 orang.
“Dari sana korban yang jadi target pelampiasan fantasinya terus bermunculan hingga 50an di tangan kami,” tulisnya, Senin (3/7/2020).
Hal ini juga diungkan oleh perempuan lainnya, Laeliya Almuhsin. Menurutnya, kebanyakan korban dihubungi Bambang via media sosial.
“Hingga Minggu, sebanyak 50 laporan korban/target yang masuk pada kami. Kebanyakan korban dihubungi oleh pelaku melalui media sosial atau telepon dengan dalih sedang penelitian dan konsultasi. Lalu pelaku menjebak target untuk mendengarkan fantasi seksual swingernya,” tulis Laeliya pada akun Facebook-nya.