Partai Komunis Indonesia (PKI) era sekarang ‘menyembelih’ Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
“PKI jaman dulu hobinya sembelih ulama. Nah… PKI jaman now hobinya “sembelih” BUMN,” kata Indonesia Valuation for Energy and Infrastructure (INVEST) Ahmad Daryoko kepada suaranasional, Jumat (31/7/2020).
Kata Ahmad Daryoko, PKI ‘menyembelih’ BUMN terlihat adanya Multi Buyer and Multi Seller (MBMS) yaitu kondisi mekanisme pasar bebas kelistrikan Jawa-Bali. “Sehingga negara tahun ini terpaksa tutup biaya MBMS itu dengan 140 T. Padahal biasanya cuma beri subsidi ke PLN sebesar Rp 50 T pertahun,” jelasnya.
Ia mengatakan, kalau tahun depan negara tidak bisa tutup biaya MBMS sebesar itu, maka tarif listrik akan melonjak menjadi 4x lipat saat ini.
“Karena yang bikin tarif listrik saat ini bukan negara lagi, tetapi Kartel Listrik (perhimpunan IPP yang mayoritas dari China teman PKI itu, dan instalasi penjualan/ritail temannya di Indonesia),” pungkas Ahmad Daryoko.