Pendukung Gibran Diancam Dibunuh & Digebuki, Skenario Dizalimi untuk Menarik Simpati Rakyat

Pendukung Gibran Rakabuming Raka, Agung “Walet” Indaryoto yang diancam dan digebuki merupakan bagian strategi agar putra Presiden Jokowi dizalimi sehingga menarik simpati dari masyarakat.

Demikian dikatakan pengamat politik Muhammad Huda dalam pernyataan kepada suaranasional, Senin (20/7/2020). “Pola Gibran terlihat dizalimi mudah dibaca,” ungkapnya.

Kata Huda, kader PDIP Solo sangat patuh dan tunduk kepada putusan Megawati Soekarnoputri yang menetapkan Gibran sebagai calon Wali Kota Solo. “Sangat aneh tiba-tiba ada yang bergejolak dan mengancam pendukung Gibran. Di Solo, pendukung Jokowi juga sangaat kuat,” papar Huda.

Menurut Huda, pola Gibran dan pendukungnya dizalimi sangat lumrah di tengah kritikan terhadap putra sulung Presiden Jokowi itu. “Gibran dan Jokowi dituding membangun dinasti politik. Maka untuk menarik simpati dengan skenario dizalimi,” jelas Huda.

Pendukung Gibran dikeroyok dan digebuki. Korban pengeroyokan itu adalah Ketua Anak Ranting PDIP RW 028 Kelurahan/Kecamatan Jebres, Agung “Walet” Indaryoto.

Pengeroyokan terjadi Minggu (19/7/2020) malam. Kejadian itu setelah rapat anak ranting PDIP di RW 028 Kelurahan/Kecamatan Jebres, Solo.

Agung sekretaris merupakan Komunitas Banteng Solo Bergerak (BSB). Agung juga diancam dibunuh oleh salah seorang pelaku pengeroyokan.

“Sebagai Ketua Banteng Solo Bergerak, saya terus terang tidak terima, anak buah saya dipukuli seperti itu,” ujar Ariyanto Rinto Suryono kepada Solopos.com (jaringan Suara.com), Senin (20/7/2020) dini hari.

Ariyanto juga ingin menguak siapa dalang di balik insiden tersebut.

“Pelaku [pemukulan] siapa saya sudah tahu. Banteng Solo Bergerak juga ingin tahu siapa dalang di balik ini semua,” sambung dia.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News