Sisi Lain Almarhum Ki Gendeng Pamungkas, Rajin Ibadah & Beramal

Nama Ki Gendeng Pamungkas diidentikan dengan dukun santet, kritis terhadap kondisi bangsa Indonesia. Namun pria pemilik nama asli Isan Massardi merupakan sosok yang taat beribadah dan beramal.

Demikian dikatakan Putra almarhum Ki Gendeng, Gebyar Nusantara kepada suaranasional di kediamannya, Bogor, Jumat (17/7/2020). “Saya baru tahu, penjaga musola di dekat kediaman ayah bilang, ‘ayahmu selalu Shalat Dhuha di sini’,” ungkap Gebyar Nusantara.

Gebyar Nusantara mendapat informasi seperti itu setelah ayahnya meninggal karena selama ini ia tidak tinggal satu rumah.

Berdasarkan pengakuan penjaga mushola, kata Gebyar Nusantara, Ki Gendeng olah raga ringan dengan mengelilingi kompleks. “Setelah olah raga ringann, Shalat Dhuha,” ungkapnya.

Kata Gebyar Nusantara, ayahnya sudah lama mempelajari agama Islam. “Almarhum selalu meminta ke anak-anaknya untuk mengaji,” ujarnya.

Selain itu, menurut Gebyar Nusantara, ayahnya selalu ziarah dan bersilaturahmi.

Ki Gendeng, menurut Gebyar Nusantara berangkat haji tahun 2018. “Sebelum 2018 sudah berangkat haji. Berdasarkan jadwal tahun 2017 almarhum berangkat, namun di penjara sehingga tidak tidak bisa pergi ke Baitullah. Baru 2018 berangkat haji dan pihak Kemenang memberi fasilitas haji plus,” ungkapnya.

Gebyar Nusantar masih ingat pesan almarhum Ki Gendeng sebelum berangkat haji 2018 untuk anak-anaknya. “Sebelum berangkat, beliau berpesan untuk mengikhlaskan kepergian ke tanah suci, akur bersama anak-anak almarhum,” jelasnya.

Ada cerita Ki Gendeng saat melaksanakan ibadah haji, dikucilkan sesama jamaah karena dianggap dukun santet. “Ayah dikucilkan dianggap dukun santet, dan tidak ditanggapi. Namun ketika ada badai pasir, tenda ayah tidak kemasukan pasir. Para jamaah menganggap sakti. Namun ayah menilai buah kesabaran di tanah suci,” paparnya.

Ia menyadari, pesan Ki Gendeng tahun 2018 itu sebagai persiapan ketika dipanggil Sang Pencipta. “Berarti almarhum sudah mempersiapkan saya, kakak dan adik-adik untuk ditinggalkan selamanya,” jelasnya.

Kata Gebyar, Ki Gendeng selalu berpesan kepada anak-anaknya untuk bertaqwa.

Selain itu, Gebyar mengatakan ayahnya suka beramal dan tidak ingin diketahui banyak orang. “Waktu ayah meninggal, banyak yang datang dan memberi tahu amal almarhumm yang dilakukan,” jelasnya.

Gebyar menceritakan, salah satu saudaranya mengatakan, suatu ketika Ki Gendeng mendatangi mini market dan mengratiskan semua pengunjung selama satu jam. “Sampai kasirnya bingung dan akhirnya dibayar semua,” ungkapnya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News