Komisaris Utama (Komut) Pertamina Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mencekik rakyat atas kebijakan menghilangkan premium dan pertalite.
“Premium dan pertalite dihilangkan sama saja Ahok mencekik rakyat,” kata pengamat politik Muslim Arbi kepada suaranasional, Kamis (18/6/2020).
Menurut Muslim, selama ini rakyat menggunakan pertalite dan premium untuk mengisi bahan bakar kendarannya. “Saat Covid-19, pendapatan rakyat menurun, premium dan pertalite dihilangkan. Ini kebijakan yang merugikan rakyat,” paparnya.
Kata Muslim, tak ada alasan yang tepat menghilangkan premium dan pertalite untuk menjaga lingkungan hidup. “Itu alasan yang diada-adakan. Nantinya ada ahli melegitimasi kebijakan yang menghilangkan premium dan pertalite,” jelasnya.
Muslim menduga menghilangkan premium dan pertalite taktik Ahok dan kelompoknya untuk mendapatkan keuntungan. “Ahok ditugaskan mengumpulkan duit untuk persiapan di Pilpres 2024,” pungkas Muslim.
PT Pertamina dikabarkan sedang mempertimbangkan, untuk menyetop penjualan bahan bakar minyak yang selama ini dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. BBM yang dimaksud adalah Premium dan Pertalite.
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati beralasan bahwa pencemaran lingkungan menjadi salah satu faktor utama, yang mendasari adanya pertimbangan tersebut.
Menurutnya, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan atau KLHK memiliki keputusan nomor 20 tahun 2017, yang membahas soal batas aman penggunaan bahan bakar berdasarkan research octane number atau RON.
“Ada regulasi KLHK, yang menetapkan bahwa untuk menjaga polusi udara, ada batasan di RON berapa, di kadar emisi berapa. Jadi, nanti yang kami prioritaskan adalah produk yang ramah lingkungan,” ujarnya, dikutip VIVA Otomotif dari 100kpj, Rabu 17 Juni 2020.