Banyak yang latah dari pimpinan ormas maupun pimpinan partai politik dalam menyikapi Polemik Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (HIP)
“Banyak yang acuh acuh tapi ada yang latah karena ajakan pimpinan ormas maupun politik lainnya,” kata Sukmawati Soekarnoputri ketika ditanya Karni Ilyas terkait polemik RUU HIP di ILC tvOne, Selasa (16/6/2020).
Kata Sukmawati, RUU HIP merupakan dinamika politik yang harus disikapi secara bijak. “Pembelajaan politik bagi anak-anak generasi muda. Ddinamika dalam diskusi, mungkin ada perbedaan, ada mufakat, pancasila sudah disepakati bijak dan adil,” jelasnya.
Selain itu, Sukmawati mengatakan, dalam sejarahnya pimpinan partai nasional Indonesia telah mengamalkan pancasila secara mendunia, sila pertama Ketuahanan yang Maha Esa merupakaan Habluminnallah (Hubungan dengan Allah) bagi dunia dan Indonesia.
“Sila kedua perikemanusiaan mendunia mengadakan konferensi KAA 1955 di mana suku, bangsa yaang baru merdeka atau belum merdeka bertemu dalam spirit bergotong royong merumuskan prinsipi-prinsip dalam konteks Hablumninnas (Hubungan dengan Manusia)
Lanjut Sukmawati, sila ketiga, implemenstasi adanya paspor untuk semua warga Indonesia dan Bangsa Indonesia sudah diterima di PBB,
“Sila keempat, kedaulatan rakyat, adanya MPR/DPR, dan sila kelima keadilan sosial diwujudkan salah satunya diwjudkan pendidikan bagi seleuruh rakyat Indonesia,” pungkasnya.