Oleh: Adian Radiatus
Almarhum mantan Presiden Soeharto hari ini dikenang tanggal kelahirannya. Delapan Juni 1921 lahir di Bantul. Rakyat mempunyai satu kenangan yang seragam pada sosok pak Harto, hidup terasa damai, nyaman, aman tenteram.
Urusan politik yang dihadapi Soeharto bukan persoalan bagi rakyat yang memang masa itu masih ‘tenang’ politik pasca peristiwa G30S PKI. Rakyat hanya senang hasil kepemimpinannya membuat hidup penuh dinamika yang menantang untuk maju. Dan itu terasa terbuka luas.
Catatan sejarah kemimpinan Soeharto banyak menorehkan kesuksesan besar berskala tidak saja nasional tapi juga regional bahkan internasional. Catatan 1984 berhasil sebagai Negara swasembada beras menoreh banyak pujian.
Pembangunan Indonesia yang tersusun dalam Repelita per lima tahunan itu sudah jelas nyata realisasinya sesuai amanat didalamnya
Tidak penting lagi mengurai daftar keberhasilannya, namun yang paling penting adalah fundamental prinsip-prinsip membangun negeri yang menyertai isi Repelita itu sendiri.
Tidak pernah Soeharto asal bicara tentang proyek-proyek ambisius atau rencana bombastis terkait kemampuan Negara terhadap peluang kerjasama dengan pihak investor khususnya luar negeri.
Kekuatan dan kehormatan suatu Negara kadang ada di mulutnya sang pemimpin, selain tentu kemampuan yang nyata menyertainya. Bilamana seorang pemimpin bicara saja sudah kekurangan literasi bahkan tidak tahu kedalaman persoalan yang dibicarakan, maka selain kewibawaan sang pemimpin juga terseret Nama besar Negara yang telah terbangun dimasa-masa sebelumnya.
Sebuah dokumentasi video yang telah beredar beberapa waktu lalu menunjukan betapa Soeharto bisa memprediksi ekonomi negara pada tahun 2020 ini, apakah mampu bersaing atau hanya jadi negara konsumen belaka.
Dan persis ditahun 2020 ini situasi ekonomi dan dunia perdagangan mencerminkan betapa lemahnya pemegang estafet kepemimpinan untuk menunjukan kesungguhan dan kemampuannya membangun negeri ini.
Terlalu sering berkata, “itu bukan urusan saya” dan kalimat yang terdepresiasi nilai moral lainnya tentu sangat memalukan dan menyedihkan rakyat dengan segala konsekwensinya.
Soeharto telah meninggalkan sendi-sendi cara membangun Indonesia dan tentu minus ekses negatifnya, mencoba mengabaikan nya tetapi tidak menyediakan suatu wujud alternatif yang konstruktif bagi kekuatan dan kehormatan bangsa, maka kesombongan semacam itu akan berakhir pahit bagi Bangsa dan Negara.
Esensi dari semua pemikiran dan kebijakan Soeharto dalam pembangunan adalah kepentingan kehidupan rakyatnya. Tidak heran didaulat sebagai Bapak Pembangunan Nasional…